Pemimpin yang terbalut pakaian keangkuhan tidak pantas disebut pemimpin. Mereka lebih pantas disebut pembual; pemimpin “abal-abal”. Watak kepemimpinan seperti ini sering muncul di setiap generasi sebuah negara. Di Indonesia, misalnya, ada Soeharto. Libya, Moammar Khadafy. Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea), Kim Jong-il. Italia, Silvio Berlusconi. Republik Rakyat Cina (RRC), Hu Jiantao. Venezuela, Hugo Chaves. Sudan, Omar Al-Bashir. Jerman, Angela Merkel.Dan di Rusia, Vladimir Putin. Rakyat hanya berfungsi sebagai pengabsah kesewenang-wenangan sang diktator. Tak lebih!