Pernahkah Anda atau salah satu anggota keluarga sakit dan harus dirawat di rumah sakit? Lalu apa yang Anda alami setelah tiba di rumah sakit dan saat mendapatkan perawatan atau harus menjalani rawat inap? Uang, itulah yang selalu menjadi persoalan dan ganjalan setiap kita berurusan dengan pelayanan rumah sakit. Sering kita mendengar pasien terlunta-lunta di rumah sakit karena tidak punya uang untuk membayar uang muka perawatan. Atau penderita di oper dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit yang lain dengan alasan penuh, karena melihat kondisi si pasien dan keluarganya terlihat sebagai keluarga yang tak mampu untuk membayar biaya perawatan rumah sakit. Atau sering juga terdengar pasien tak boleh pulang karena belum melunasi biaya perawatan di rumah sakit. Cerita tentang hubungan antara pasien dan rumah sakit diatas, bukanlah isapan jempol atau hanya mengarang-ngarang. Sudah cukup sering media baik surat kabar atau televisi memberitakan perihal kasus-kasus seperti diatas. Namun tak pernah ada jalan keluar atau solusi yang memungkinkan masyarakat kalangan bawah ini bisa mendapatkan perawatan yang semestinya. Untuk masyarakat yang mempunyai KTP Jakarta khususnya, cerita seperti di atas sekarang mungkin sudah menjadi kisah masa lalu. Kalaupun ada, kasusnya mungkin sangat spesifik dan sudah jarang terdengar. Hal ini karena telah bekerjanya sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang dikenal dengan Kartu Jakarta Sehat. Pada zaman pemerintahan Fauzi Bowo, memang sudah di kenal dengan pelayanan kesehatan dengan nama Jamkesmas. Tapi pelaksanaannya di lapangan masih jauh dari harapan. Sejak Jokowi mulai menjadi gubernur DKI Jakarta, masalah pelayanan kesehatan masyarakat kalangan bawah ini mulai mendapat perhatian yang serius. Pembuatan kartu Jakarta Sehat tak lagi sesulit pembuatan kartu Jamkesmas sebelumnya.
KEMBALI KE ARTIKEL