"Percuma cewek sekolah tinggi kalau akhirnya diem di dapur."
"Jadi cewek jangan pecicilan, nanti cowok ilfeel."
"Coba deh agak feminim dikit, cowok gak suka sama cewek tomboy."
"Ngapain cewek nge-gym sampai badannya kekar? Cowok gak suka tau!"
Sebagai perempuan, acap kali saya bertemu dengan laki-laki narsis yang merasa dirinya adalah pusat dunia. Mereka beranggapan bahwa semua hal yang dilakukan perempuan semata-mata hanya untuk menarik perhatian lelaki. Tanpa rasa segan, mereka selalu mengomentari pakaian, dandanan, hobi, ataupun pencapaian perempuan karena dirasa tidak sesuai dengan standar lelaki (seperti dirinya).
Man, come on! Dunia perempuan bukan tentang lelaki, mereka punya dunianya sendiri. Perempuan juga punya kuasa penuh untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai, tanpa memikirkan pandangan lelaki. Memangnya, perempuan dapat apa sih dari memenuhi ego lelaki?
Perempuan rela belajar tutorial makeup sampai beli produk high-end, sesimpel karena mereka menyukai makeup. Not about you.
Perempuan sekolah tinggi-tinggi karena ingin mencapai mimpinya, meningkatkan value-nya, meraih ilmu sebanyak-banyaknya, atau mungkin hobinya memang belajar. Not about you.
Perempuan nge-gym sebagai stress release dan investasi diri. Not about you.
Menjadi perempuan yang pecicilan atau anggun, feminim atau tomboy, juga tidak salah. Mereka hanya nyaman dengan dirinya sendiri. Not about you.
Bukan tanggung jawab perempuan untuk memuaskan ego lelaki, mereka juga berhak menikmati hidupnya dengan standar mereka sendiri. Meskipun standar tersebut bisa melukai ego lelaki misoginis. Let them enjoy themselves.
Kalau laki-laki memang punya standar tertentu mengenai perempuan, silakan cari perempuan yang sesuai preferensinya, tanpa menyudutkan perempuan lain, atau ngatur-ngatur perempuan agar bisa menjadi kriterianya.
Kalau laki-laki merasa rendah diri dengan perempuan, silakan fokus meningkatkan value sendiri, alih-alih nuntut perempuan agar menurunkan standarnya.