Diruangan sempit inilah setumpuk kisah disimpan dalam sebuah kamar. Matanya menatap langit-langit kamar setiap kali ingin memejamkan mata. Satu-persatu cerita dirajut dan saling berkelindan. Sekali waktu ia merasa seperti berada dipenghujung jalan, diwaktu lainnya tak tentu arah. Perjalanan yang sangat sulit ditebak, sedang sang waktu semaunya mengatur kehidupan seseorang. Hari ini kamu terlihat bahagia, dihari yang lain wajahmu sangat menyedihkan, sekali lagi waktu berkelindan tanpa kepastian. Berbicara kepastian orang-orang akan bergumam tentang takdir dan nasib setiap kali tak menemukan celah kehidupan. Sangkut-paut nasib dan takdir seperti layaknya teman hidup, jika terjadi apapun dengan kehidupanmu, keduanya selalu disinggung secara bersamaan. Entah hari ini aku bisa melihatmu atau tidak itulah takdirnya. Seolah tak ada tempat untuk sebuah kata kebetulan. Perputaran waktu begitu cepat terjadi tanpa kompromi, tak ada negoisasi ataupun pengharapan lagi, kadang semesta pun tak berpihak denganmu. Arah jarum jam terus berputar seperti tak ingin mengulang peristiwa yang sudah terjadi. Ada yang menunggu waktu agar cepat berlalu, ada juga yang tak memperdulikan waktu karena rutinitas yang tak henti.
KEMBALI KE ARTIKEL