Di Indonesia, masalah "Fatherless" cukup memprihatinkan. Data menunjukkan adanya peningkatan dalam berbagai masalah sosial seperti kenakalan remaja, kriminalitas yang melibatkan anak-anak, penggunaan narkoba, perilaku seks bebas, serta penyimpangan seksual. Selain itu, ada juga peningkatan kasus stres, depresi, bahkan bunuh diri di kalangan anak-anak.
Ketika anak-anak yang mengalami kondisi "Fatherless" ini dewasa dan membentuk keluarga sendiri, mereka seringkali kesulitan dalam mengelola rumah tangga. Hal ini bisa mengakibatkan suami yang tidak mampu memimpin keluarga dengan baik atau istri yang kesulitan mengelola emosinya, sehingga meningkatkan risiko perceraian.