Aku benci malam
Aku benci kesunyian
Karena pada malam, aku kembali teringat akan sadisnya dunia
Buk, kenapa aku secepat ini menjadi dewasa?
Aku masih ingin merasakan nasi dari suapan tanganmu
Aku masih ingin tidur di pangkuanmu
Aku masih ingin digendong, dikepang rambutnya, dan diantar ke sekolah
Buk, kenapa dunia dewasa tidak seindah seperti ceritamu dulu?
Dunia tidak lagi melihat usaha tapi hanya hasil yang disepelekan
Dunia tidak lagi ramah justru menyapa dengan masalah
Dunia tidak lagi indah dimana-mana hanya ada kesombongan, keserakahan dan penindasan
Buk, aku lelah
Aku ingin pulang, aku ingin merasakan lagi dunia di dekatmu
Aku merindu kasih sayang, aku menginginkan sentuhan, dan aku membutuhkan cinta
Aku ingin merengek lagi, menangis, dan mengadu tentang dunia ini kepadamu
Buk, lihat putri kecilmu yang sekarang sudah menjadi dewasa ini
Aku tidak lagi seceria dulu, dimana coklat menjadi kesukaannya
Aku tidak lagi sesemangat dulu, dimana nyanyian tak jarang keluar dari mulutnya
Aku sekarang dipecundangi dunia
Aku sekarang merasa lemah dengan segala bentuk penjajahan mental
Buk, tolong anakmu ini
Ajari aku bagaimana bisa sekuat ibu
Ajari aku bagaimana melawan dunia yang tak punya empati
Ajari aku menjadi anak yang bisa dibanggakan
Ajari aku untuk menjadi sandaranmu
Buk, aku sayang ibu
Tolong jangan cepat menua
Tunggu sebentar dan nikmatilah usahaku
Berilah anakmu ini kesempatan untuk menjadi sumber kebahagiaanmu
Mewujudkan segala bentuk doa terbaikmu untukku