Disadari atau tidak, sering atau jarang, murah hati termasuk mengutamakan orang lain adalah hal yang langka dan sulit kita temukan dalam kehidupan dunia serba hedonis, kapitalistik, dan individualis. Tak terkecuali di negeri kita yang berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Segala sesuatu berupa barang dan jasa dinilai uang dan materi. Di sekitar kita, banyak anak yatim yang terlantar bahkan dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab, orang miskin yang dipandang sebelah mata oleh orang kaya, dan orang yang enggan mengutamakan sesamanya di atas kepentingan pribadinya. Jika toh ada yang mengutamakan sesamanya, biasanya disertai rasa pamrih atau riya'. Mereka lupa bahwa mereka diciptakan Allah sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi dan berbagi dengan sesamanya-tanpa pandang ststus sosial, ras, bahkan agama. Mereka juga lupa bahwa dalam kehidupan mereka, ada hak orang lain yang wajib mereka penuhi dan utamakan. Sebagaimana Allah telah menetapkan bahwa dalam kehidupan dengan harta yang kita miliki, ada hak anak yatim, orang miskin, dan siapapun yang wajib kita tolong. Oleh karena itu, mengutamakan orang lain adalah akhlaq baik dan terpuji yang diperintahkan oleh Allah kepada setiap muslim. Sebaliknya, Allah membenci orang yang enggan menolong sesamanya, sebagaimana yang terdapat dalam firmanNya yang artinya,
" Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Dialah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat, yaitu orang yang lalai dari sholatnya, orang-orang yang berbuat riya' dan enggan menolong dengan barang yang berguna. " (al Ma'uun : 1-7).
KEMBALI KE ARTIKEL