Mohon tunggu...
KOMENTAR
Dongeng

[FFA] Hadiah untuk si Kembang Goyang

19 Oktober 2013   22:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:18 205 2

Oleh Dian Onasis

(314)

Ada seorang gadis belia yang cantik rupawan. Namanya Si Kembang Goyang. Kecantikannya terkenal seantero pulau. Membuat banyak laki-laki dari penjuru negeri datang untuk melamarnya.

Ah, sayangnya, ia tidak mau menerima lamaran dari siapa pun. Ia terlalu sombong akan kecantikannya, sehingga tak ingin sembarangan menerima pinangan.  Parahnya lagi, ia juga senang mengejek perempuan sebayanya yang akan menikah.

“Huh, meskipun sudah menjadi calon pengantin, tapi kenapa riasan di wajah dan rambutmu tak membuatmu bertambah cantik, ya?” sindir Si Kembang Goyang pada salah seorang calon pengantin di desanya.

Komentar jelek dan tak enak didengar telinga itu, sering dikeluarkan oleh Si Kembang Goyang. Tak sedikit, para calon pengantin perempuan menjadi sedih, bahkan ada yang membatalkan pernikahannya, kemudian lari pergi dari pulau tersebut, karena merasa jelek.

Hingga, suatu hari, terdengarlah suara tangis pilu seorang gadis. Seorang nenek tua yang melintasi desa tertegun mendengarnya. Ia pun mendekati gadis yang masih berpakaian pengantin.

“Wahai anak gadis, ada apa gerangan, hingga dirimu menangis begitu pilu?” sapa si Nenek tua.

Sambil menghapus air mata, hingga riasan di wajahnya belepotan, si gadis yang ternyata seorang calon pengantin bercerita, kalau ia merasa dirinya terlihat jelek dengan riasan pengantin. Ia malu, karena seharunya ia terlihat cantik ketika duduk di pelaminan.

“Wah, siapa yang begitu jahat, mengatakan engkau jelek?  Di mataku, engkau gadis yang cantik.” Kata Nenek tua itu dengan bingung, sambil mengelus punggung si calon pengantin.

Maka,  mengalirlah cerita mengenai si Kembang Goyang yang suka menghina calon pengantin perempuan dan menganggap tak satu pun pengantin perempuan itu, lebih cantik dari dirinya.

Nenek tua yang sebenarnya adalah seorang ahli sihir yang hebat itu mengangguk-angguk, mendengar cerita tersebut. Ia menasehati si calon pengantin, untuk pulang ke desa terdekat dan kembali pada keluarganya.

Tak lama, si Nenek tua, masuk ke desa terdekat, berjalan mencari si Kembang Goyang.  Ketika si Nenek tua berhasil menjumpai si Kembang Goyang, gadis itu terlihat sedang asyik menyisir. Rambutnya berwarna hitam legam dan panjang menyapu lantai.

Nenek tua terpana melihat kecantikan si Kembang Goyang. Benar adanya cerita si calon pengantin tadi. Karena si Kembang Goyang terlihat begitu rupawan, bahkan tanpa riasan di wajah atau hiasan di rambutnya.

“Wahai anak gadis yang cantik, apakah benar engkau adalah si Kembang Goyang?” sapa si Nenek tua dengan lembut.

Si Kembang Goyang mendengus tak suka, ketika melihat si Nenek tua yang jelek dan beruban. Ia membalikkan tubuh dan memunggungi si Nenek tua.

“Aku tak sudi bicara dengan orang jelek!” ketus si Kembang Goyang.

Nenek tua terkejut mendengar kata-kata dari Kembang Goyang. Tak mengira kalau kalimat keji seperti itu, dapat keluar dari mulut seorang gadis yang begitu cantik.

“Aku hanya datang berkunjung, karena mendengar cerita banyak orang, kalau engkau adalah gadis tercantik seantero pulau. Ternyata benar adanya. Engkau memang cantik sekali, Anak Gadis,” lanjut si Nenek tua dengan sabar.

Kembang Goyang senang mendengar pujian dari nenek tua tersebut. Cuping hidungnya bergerak, menandakan suka. Ia sedikit menggeser tubuhnya, dan melirik nenek tua itu dengan bulu matanya yang lentik. Diperhatikannya si Nenek tua itu dari rambut hingga kakinya. Tentunya dengan pandangan yang terkesan mengejek.

Nenek tua tahu arti pandangan mata si Kembang Goyang. Namun tak digubrisnya.

“Aku sebenarnya adalah seorang penyihir yang bisa memberikan apa pun permintaan orang. Aku berniat memberikan hadiah untukmu karena kecantikanmu,” kata si Nenek tua dengan suara lembut.

Kembang Goyang tertarik. Ia segera mengikat rambut panjangnya dan mendekati Nenek tua, sambil berkata, “Apakah engkau mampu membuatku tambah cantik, selalu terlihat berkilau bagaikan emas dan berada di atas rata-rata penampilan para pengantin perempuan itu?”

Nenek tua itu mengangguk. Si Kembang Goyang senang. Tapi ia bersikap sok tak percaya akan kemampuan si Nenek tua.

“Ah, apakah mungkin, aku juga akan terlihat paling menonjol jika disejajarkan dengan para pengantin perempuan itu? Menjadi  pusat perhatian, dibandingkan para pengantin perempuannya? Apakah kau mampu membuat aku terlihat indah setiap saat?” desak si Kembang Goyang.

Nenek tua itu kembali mengangguk. Kembang Goyang semakin senang. Tanpa sadar ia bertepuk tangan. Lalu dengan cepat, diubahnya sikap, dan berkata dengan nada sombong. “Kalau kau memang sehebat itu, coba sihir aku menjadi seperti yang aku sebutkan tadi!”

Tak lama, sinar putih berikut asap menyelimuti tubuh si Kembang Goyang. Seketika itu juga, si Kembang Goyang berubah menjadi seperangkat perhiasan emas yang cantik.  Hiasan berupa kembang emas.  Apabila diletakkan di rambut pengantin perempuan, tangkai emasnya akan bergoyang-goyang .

Di pulau itu, hiasan ini akhirnya  dikenal sebagai Hiasan Kembang Goyang. Selalu terlihat menarik, berkilauan, dan berada di atas kepala para calon pengantin di pulau tersebut. Sehingga selalu menjadi pusat perhatian, sebagaimana yang diinginkan oleh si Kembang Goyang.

***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun