Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Cek Dan Ricek Budaya Orang Berilmu

2 April 2024   19:50 Diperbarui: 2 April 2024   20:00 160 2
Mengapa kita menunggu bencana? Baru dikumpulkan dalam satu tenda, mengapa kita baru saling kenal padahal jarak dan ruang antara kita terjangkau, mengapa kita mencoba abai melumpuhkan akal sehat, mengabaikan empati. bukankah pakaian yang kita gunakan? karya orang lain, bukankah lauk pauk yang kita makan ciri payah orang lain?

Mengapa kita tidak merindukan kehadiran kita di tengah-tengah kerumunan, Bukankah kita makluk sosial? Dimana keranda tidak bisa berjalan sendiri.Duhai hati yang merindukan hal baik Semoga lekas mawujud upaya-upaya baik, fokus pada tindakan preventif bahwa ada nenek moyang kita mengenal istilah mencegah lebih baik daripada mengobati

Bahwa dalam menyampaikan kebermanfaatan "menghindari hal buruk terjadi lebih diutamakan daripada mengajak kepada kebaikan sebagaimana analogi dari Prof Quraish Shihab "lebih baik mandi tidak ada sabun, daripada tidak mandi kemudian menggunakan parfum

Dakwah itu hadiah, isinya harus dikemas dengan indah, dikasih pita ditulis kata-kata doa yang paling puitis diberikannya penuh dengan kasih sayang tidak sampai dilempar dalam arti ditimpuk karena merasa kadonya menumpuk

Kendati demikian sejauh apapun tingkah kita tetap saja yang tidak suka pasti ada, namun tetaplah bulat tekad yang semakin indah di hadapan Tuhan walau hina di mata manusia. di mata pembenci yang mereka tunggu kesalahan pribadi, di mata pencinta tepuk tangan saja tidak lebih dari cukup namun tidak jarang diiringi dengan sambil berdiri (standing applause) padahal segunung apapun diammu merenung segala sesuatu di ukur dari niat tentang ada yang menerima dan menolak biar sejarah yang menjawab

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun