Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud Pilihan

Mengulik Sejarah Gerbong Maut di Bondowoso, Jawa Timur

5 Desember 2024   22:17 Diperbarui: 5 Desember 2024   22:30 85 0
Monumen Gerbong Maut yang berlokasi tepat di depan Kantor Bupati Bondowoso cukup mudah dilihat pengendara yang melintas. Posisinya berada di atas pondasi setinggi kurang lebih 5 meter. Monumen yang dominan berwarna hitam itu berdiri kokoh di tengah taman yang asri.

"Stasiun Bondowoso menjadi saksi bisu terjadinya tragedi yang menewaskan masyarakat Indonesia saat menjadi tawanan Belanda. Peristiwa ini sendiri terjadi pada tahun 1947 saat Agresi Belanda II. Yang dimana Belanda menguasai tanah Inonesia lagi, pemuda-pemuda sekitaran Besuki bergerak melawan Belanda. Dan kita kalah, dan banyak oemuda yang ditangkap. Kemudian di penjarakan di dekat Alun-Alun Bondowoso. Berhubung penjara di Bondowoso udah penuh, akhirnya dipindahkan ke penjara Surabaya, melalu jalur kereta api" jelas Bapak Sugeng selaku Kepala Stasiun KAI Bondowoso saat di wawancarai Mahasiswa UNEJ. Kamis (28/112024).

Tepat pada pukul 03.00 WIB pada 23 November 1947, sebanyak 100 tawanan orang Indonesia dipersiapkan menuju pemberangkatan. Mereka dibawa menuju tiga gerbong barang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Gerbong ketiga dengan kode GR 10152 diisi sebanyak 38 orang, gerbong kedua dengan kode GR 4416 diisi 24 orang dan gerbong pertama dengan kode GR5769 diisi oleh 38 orang. Gerbong satu dan dua merupakan gerbong lama yang masih ada ventilasi udaranya, meskipun kecil, tetapi pada gerbong ketiga merupakan gerbong baru yang belum ada ventilasi udaranya. Gerbong tanpa ventilasi udara tersebut ditutup rapat bahkan lubang-lubang kecil pada sudut-sudut pintu disumpal oleh Belanda agar tawanan tak bisa melihat sisi luar. Pengap dan panas pasti dialami tawanan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun