Kruger dan Dunning menemukan bahwa 94% dosen hasil penelitianya menyatakan kemampuanya di atas rata-rata dibanding koleganya. Berarti ada sekitar 44 % yang error atau mungkin hanya 6 % yang pintar karena mengetahui kekurangan pada dirinya. Hal ini berlaku juga pada kemampuan menyanyi, menyetir, dan catur. Contoh kongkrit orang ngaco seperti ini dapat dilihat di Amerikan Idol.
Hal ini juga berlaku pada saya yang merasa diri pintar dalam menulis, padahal saya yakin ada 80% penduduk yang memiliki kemampuan menulis lebih hebat daripada saya. Tapi saya tidak mampu mengakuinya, tetep aja merasa lebih pintar hahahaha. Nah penyakit saya ini menyebabkan kemampuan saya tidak berkembang. Apalagi tidak ada yang memberi tahu kebodohan saya karena takut malah nambah musuh.
Nah ketidakmampuan menilai diri sendiri ini merupakan salah satu kejatuhan masyarakat kita. Nah misalnya kita nonton sepakbola, terus kita komentar tuh pemaen goblog banget masa di depan gawang aja gak bisa ngegolin. Kalau ngomongin komentator juga enak tuh, masak ngomong gituan aja dibayar g juga bisa. Malahan g lebih ganteng dan pinter lagi! Nah penyakit ini juga saya rasakan makanya gak bisa jadi komentator karena ngerasa udah jago hahahaha.
Sekarang setelah menyadari satu kebodohan ini saya jadi ngerasa lebih pinter dari orang lain. Karena merasa lebih pinter ternyata saya mundur lagi jadi orang bodoh.