(Kerinduan)
Waktu merujuk ke arah 19:25 saat aku menoleh ke arah Langit. Entah apa jenis kelaminnya, aku pun tak pernah tahu. Tak penting, kurasa. Yang aku mengerti, ketika dia ada bersamaku, kami berbincang hebat. Serasa tak ada sekat.
Kadang tawa muncul di sela jantung obrolan kami. Ide-ide konyol pun membayangi ruang waktu kami berdua. Seperti, kapan kakek tua penderita hemel di ruang sebelah akan meninggal. Atau kapan kami akan menikmati senja bersama lagi.
Kadang Langit datang bersama kawan-kawannya. Ini yang tak kusuka. Kamarku menjadi riuh. Suara mereka terlampau ribut. Itulah yang membuatku memintanya pergi.
Sejak saat itu, aku tak pernah melihatnya mengisi ruang waktuku.
Bersama sekaleng bir aku merindukannya.
Mengapa dia pergi? Mengapa sayap kecil yang dulu menggantung di pundaknya tak dapat lagi kulihat?
Hanya pernah sekali kudengar ibu berbisik pada ayah, "Lega ya, Pak. Akhirnya anak e kita sudah waras."
#LangitLintang
#BacaanPengisiSepi
#Cermin21/09/22