Ketika menulis ini mataku berkaca, terselip rasa haru karena guruku yang utama adalah ibuku, dari beliau aku belajar bagaimana menjadi orang yang sabar ketika dihadirkan anak yang banyak dengan beragam kompetensi,karakter dan pengetahuan.
Dari ibuku aku belajar bagaimana bergaul dengan teman pesannya kala itu, kau harus jadi anak yang baik jika kamu ingin disukai, walau ketika kau baik banyak orang yang menyakiti tidak masalah karena itu sebuah kenyataan kehidupan yang harus kau hadapi. Dari ibuku aku belajar bagaimana aku dilatih dari berbagai keahlian , kala itu aku dilatih untuk berenang, aku berlatih komputer dan aku berlatih tari dan ini jadi jadual mingguan.
Dari ibuku aku belajar bagaimana menjadi pengelola event organisasi yang baik, kala itu RT kami tak mengadakan acara Hari Kemerdekaan yaitu Hari 17 Agustus, aku dan adik serta kakakku dilatih untuk menyusun kegiatan dan anggaran agar acara itu bisa berlangsung walau di lingkungan wilayah RT kami.
Tauladan ibuku dalam mendidik kami , tak ada hardikan, teriakan bahkan pukulan yang ada adalah sebuah kelembutan dalam mendidik kami.
Kebiasaan yang beliau terapkan adalah:
a. Membaca dipagi hari dan membuat resume di pagi hari dan dipresentasikan didepan adik2 dan kakakku agar semua tahu;
b. Menabung untuk membeli mainan, atau tas kesukaan jika kurang maka akan ditambahkan;
c. Menonton TV yang dijadual yaitu 1 jam di waktu sore dengan tema cerdas cermat,berita dan aneka ria safari...uhuy jadi ketahuan usia kami;
d. Tetap bermain dengan teman2 sebaya di kala sore hari;
e. Diskusi untuk menentukan destinasi yang akan kami jadikan kunjungan walau tujuannya hanya sebuah taman, musium atau tanah lapang.
Sekarang ibuku telah tiada, mohon doanya semoga beliau ditempatkan di surganya, aamiin yra.
Semoga kisah ini bisa jadi inspirasi kita sebagai seorang ibu karena sejatinya  akan menjadi guru yang utama.
Selamat hari guru.
25 November 2022