Usai sarapan berdua, laju sepeda tua itu dikayuhnya tanpa lelah mengantarku ke Madrasah, selepas itu bapakku berlanjut bekerja menjadi buruh tani pada tuan tanah di desaku. Mulai pagi hingga sore tiada peduli panas mentari menyengat dan peluh membasah di badan, dia singsingkan lengan demi aku dan pendidikan ku.
KEMBALI KE ARTIKEL