Ketikaku kecil, kulukis mimpiku dalam kanvas imajinasiku...
melukisnya sebesar yang kubisa, bahkan melebihi besar badanku...
dan aku tak pernah merasa berat akan itu, karena memimpikan apa yang terjadi pada besarku nanti adalah suatu yang indah ketika itu,
hingga akupun dewasa, dan akupun menyadari, menjadi dewasa tidaklah seindah menjadi anak kecil yang lugu, ...
setidaknya orang dewasa tidak punya imajinasi sebesar diriku puluhan tahun yang lalu,
dimana aku bisa menciptakan monster hanya lewat imajinasiku,
bahkan pernah bertemu Gatot Kaca dalam mimpiku hanya karena ayahku menceritakannya menjelangku tidur...
dan itu semua, tidak kutemui lagi dalam diriku yang beranjak 18 ini,
bahkan aku lupa bagaimana wajah Gatot Kaca dalam mimpiku dulu, bahkan menyangsikan kalau Gatot Kaca berotot kawat, balung wesi seperti dalam cerita,...
itu karena dewasa menjadikan diriku membatasi imajinasiku dengan sebuah 'kemungkinan', yang mana tidak kutemukan ketikaku kecil dulu.
Ooh, andai saja waktu dapat berputar,
akan kusimpan sedikit cara berpikir kanakku dulu, dan menyelipkannya di pemikiran dewasaku saat ini,
agar dapat kubangun kembali cita-cita yang mulai mengecil, pun imajinasi-imajinasi yang hilang, dan menjadikan diriku manusia yang lebih seutuhnya.