Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

Industri Kopi dalam Negeri

4 April 2014   04:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:06 1211 0
Sebagai produsen kopi terbesar ke 3 di dunia, Indonesia mampu menghasilkan kopi sebesar 750 ribu ton per tahun, dari total produksi tersebut yang di ekspor mencapai 575 ribu ton, dan menyisakan hanya 175 ribu ton untuk produksi dalam negri.

Padahal Industri pengolahan kopi dalam negri sedang berkembang dewasa ini, sehingga mereka juga mengeluhkan kurangnya pasokan bahan baku dalam negri untuk Industri tersebut. Keadaan ini menyebabkan di sisi lain impor kopi Indonesia juga naik cukup signifikan yaitu 54,86 % sejak 2009 hingga 2013, dimana di tahun 2009 nilai impor kopi tercatat sebesar 18,441 juta US Dollar dan di 2013 melonjak hingga 117,195 juta US Dollar (BPS).

Keadaan ini sangat ironis mengingat Indonesia adalah produsen kopi terbesar dunia setelah Brazil dan Vietnam. Dalam permasalahan ini seharusnya pemerintah lebih memfokuskan hasil kopi tersebut untuk kebutuhan bahan baku dalam negri terlebih dahulu, dimana dengan itu akan mendorong Industri kopi dalam negri lebih berkembang dan bisa ekspor kopi olahan yang mempunyai value-added yang lebih tinggi.

Kita bisa lihat sepak terjang PT Santos Jaya Abadi yang berlokasi di sepanjang, sidoarjo ini sebagai salah perusahaan Industri kopi Indonesia yang sudah Go Internasional dengan kapasitas produksi 170 ton per hari. Produsen kopi bermerek Kapal Api, ABC susu dan Good Day Cappucino, dll ini masih bisa mengekspor 15% dari total kapasitas produksi mereka.

Nilai ekspor kopi kemasan Indonesia semakin tahun diprediksi akan terus tumbuh, Ekspor kopi kemasan tahun kemarin mencapai angka 98 ribu Ton yang dimotori oleh 4 Industri kopi Indonesia yaitu, PT Santos Jaya Abadi, PT Mayora Indah Tbk, Prasidha Group, serta Bali Kopi.

PT. Santos Jaya Abadi sendiri telah memiliki 5 brand kopi dipasaran dunia, mulai dari Malasyia, Mayanmar, China, hingga Eropa, ditambah mereka juga diversifikasi usaha lewat Excelso dan Cafe Grazia

Excelso cafe sebagai anak perusahaan Kapal Api Group yang merupakan brand lokal ini sudah mulai ekspan ke luar negri memanfaatkan momen produk Industri mereka yang mulai luas dikenal di pasar dunia.

Penestrasi yang harus di apresiasi sebagai pioneer untuk mengembangkan komoditi kopi olahan Indonesia di mata Internasional. Dimana bisa mendorong Industri lain untuk berani improve dan berani merambah pasar luar negri.

Di dalam negri pun Excelso sudah menjadi pemimpin pasar dalam penjualan kopi olahan di Indonesia. Adapun jenis kopi lokal yang dijual di gerai ini adalah Kopi Luwak (yang sudah tersohor ke seluruh penjuru dunia dan merupakan salah satu kopi termahal di dunia), Kopi Kalosi Toraja, Kopi Lanang Toraja, Kopi Sumatera Mandhaeling dan Kopi Java Estate. Jumlah gerai Excelso sudah mencapai 80 buah gerai yang tersebar dilebih dari 28 kota di Indonesia. Sebuah terobosan penting bagi Identitas diri Indonesia dengan menawarkan gerai kopi kelas Internasional yang bisa menjadikan pilihan warga lokal untuk tidak masuk ke gerai tetangga.

Didalam era Globalisasi seperti dewasa ini, terobosan-terobosan seperti inilah yang dibutuhkan dalam dunia Industri Indonesia, dimana itu diharapkan untuk dapat meningkatkan daya saing bagi produk-produk dalam negri.

Dalam Industri kopi ini Indonesia masih sangat berpeluang untuk lebih meningkatkan nilai komoditas ekspor, yaitu dengan lebih mendorong Industri dalam negri berkembang sehingga Indonesia lebih condong untuk ekspor komoditas jadi dariapada bahan mentah.

Semisal kan tidak lucu juga jika Starbuck jual kopi jadi (olahan) di Indonesia, yang notabene bahan baku-nya (anggap) dari Indonesia. Untung di Starbucks rugi di Indonesia dong jadinya, karena nilai yang kita dapat lebih rendah dari yang di dapat Starbucks.

Harapanya dalam era Globalisasi ini pemerintah lebih peka terhadap peluang-peluang ekonomi tersebut. Dengan mendorong asset industri dalam negri untuk lebih bersinergi dalam upaya meningkatkan daya saing, itu sangatlah penting dimana di sisi lain kita juga terbuka terhadap komoditas asing.

Mungkin pemerintah juga harus belajar pada Bapak Alim Markus pemilik Maspion Surabaya. Agar lebih bisa mengucapkan 'Cintailah Produk Dalam negri' kepada rakyat-nya.

Dhita Arinanda PM

3 Maret 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun