Kali ini saya akan mengambil cuplikan relief Candi Borobudur yang berupa Jataka, panel ke 29, yaitu Kanha Jataka tentang seekor kerbau hitam bernama Ayyikakalaka yang dipelihara seorang nenek. Nenek sangat sayang pd kerbau ini sejak kecil hingga dewasa, memperlakukannya sebagai anaknya sendiri. Walau kondisinya miskin, nenek selalu memperhatikan agar Ayyikakalaka mendapat makanan enak, kenyang dan terawat.
Ketika sudah mencapai dewasa terbau ini sangat kuat. Timbul rasa kasihan thd Sang Nenek. Ayyikakalaka bertekad untuk bekerja agar bisa membantu beban Nenek. Suatu hari di desa tersebut ada saudagar lewat dengan membawa 500 pedati yang ditarik sapi. Ketika menyeberangi sungai, sapi sapi itu tidak ada yang kuat menarik pedati menyeberangi sungai. Saudagar itu minta pd herbau hitam Ayyikakalaka agar bantu menarik setiap kereta. Ayyikakalaka tidak mau begitu saja menarik sebelum harga tenaganya dijelaskan. Setelah saudagar tersebut bersedia membayar 2 keping emas unt setiap kereta, si kerbau hitam mau dan berhasil dengan mudah menarik setiap kereta sampai keseberang sungai. Setelah selesai, saudagar mengalungkan 500 keping emas pd leher Ayyikakalaka. Namun si kerbau hitam ini melompat-lompat. Menyadari kecurangannya, saudagar tersebut menambah 500 keping emas lagi dan pulanglah si kerbau hitam dengan segera tanpa mau ditegur siapapun dan berjalan dengan berhati hati. Menerima pemberian terebut sang Nenek penuh bahagia, kemudian memijat dan memandikan Ayyikakalaka dengan penuh sayang karena kerbau asuhannya tampak sangat keletihan.