Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Untuk Sinar yang Dirindukan

24 Oktober 2010   09:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:09 49 0
sebenarnya sudah ada kompasianer yang pernah membahas ini.. tapi siang tadi saya tak sengaja melihat peri mungil ini lagi.. semoga kompasianer suka, dan makin mencintai pelita hidup kita, bunda.. ^_^

sosok mungil itu terlihat sangat lemah, mungkin terlalu lelah atas beban yang telah dia rasakan..
bertahan di tengah tuntutan hidup yang membuatnya tak bisa memikirkan dirinya sendiri..
berjuang untuk satu senyum yang telah membuatnya merasakan indahnya menjadi manusia..


pedih sekali melihat peri kecil itu harus menanggung beban yang sama sekali belum pantas dia pikul..
sosok bunda yang seharusnya memberikan perlindungan dan kedamaian hanya bisa terbaring di atas kasur usang itu..
sosok yang harusnya mengurus peri kecilnya, membiarkannya bermain tertawa lepas bersama teman-temannya..
kini hanya bisa diam, bukan karena malas tapi karena kelumpuhan yang sudah membuatnya menahan tangis atas kebahagiaan yang dia renggut dari perinya..
menahan pilu yang teramat sakit ketika merasakan tangan mungil itu yang selalu ada untuknya..


gadis itu masih kecil kawan, baru 6 tahun dia menjalani hidup..
tapi setengah dari hidupnya sudah di habiskan untuk mengurus pelita hidupnya sendirian..
saat teman-temannya masih bermain dan tertawa bersama, dia harus mengurus pelitanya dan tak pernah sedikitpun dia meninggalkan pelitanya sendirian..


sungguh malu diri ini saat aku membandingkan aku dengan dia..
air mata yang keluar takkan mampu menjelaskan betapa peri itu sungguh mulia..
mungkin kau akan menjerit, melihat dia memasak di atas tungku itu..
melihat dia memberikan hasil makanannya untuk bundanya..
duduk, melihat bundanya makan dan kemudian baru dia yang memasukkan makanan itu ke mulutnya..


Ya Tuhan..
apa dia salah satu malaikatMu??
dia terlalu kecil Tuhan ku..
kenapa tak Kau izinkan dia selayaknya anak-anak seusianya..
bukankah indah melihat tawa yang keluar dari bibirnya saat dia bahagia..
melihat dia bermain, melakukan semua yang dia suka..
dia terlalu dewasa untuk seumurnya..
lihatlah tatapannya masih sangat polos untuk tau beban apa yang sedang dia kerjakan..
Kau tau, tak pernah aku melihat dia tertawa lepas..
setiap hari, dia hanya sibuk dengan semua rutinitas yang harusnya dilakukan oleh pelitanya..
mungkin Kau tau kalau setiap malam banyak airmata yang keluar darinya..
Kau pasti tau bahwa ada sejuta pertanyaan yang bersemayam di otaknya..
kenapa Kau tak memberikan keajaibanMu sekarang??


bersabarlah sayang..
kau juga pasti percaya kalau janji Tuhan itu sangat indah..
andai kau tahu bahwa di tiap hembusan nafasmu ada banyak malaikat yang berdoa untukmu..
kau juga harus tahu kalau pelitamu adalah perempuan yang paling beruntung..
bersiaplah untuk semua hal tulus yang telah kau lakukan untuk dia..
atas baktimu, atas sayangmu..


aku merindukan senyummu..
pelitamu juga mungkin merindukan senyum paling bahagia dari bibirmu..
senyum yang dia lupa kapan terakhir dia melihatnya tersungging di bibir manismu..
tersenyumlah sayang..
meskipun bukan sekarang, mungkin di lain waktu kau akan baru tahu bahwa ada banyak alasan yang bisa membuatmu memberikan senyum manismu..


jangan pernah menyerah..
jangan pernah takut akan kehidupanmu yang masih panjang..
karena kau adalah sinar dunia ini..
sinar yang akan selalu dirindukan disemua musim..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun