“
Selamat datang di Bandar udara internasional” sesaat hening “
Sultan Syarif Kasim II” kembali hening “
maaf, bandar udara internasional Sultan Mahmud Badaruddin II”. Saya mengernyitkan dahi saat mendengar pengumuman dari awak kabin dari sebuah maskapai pesawat nasional yang menerbangkan saya dari Jakarta menuju Palembang. Seorang pramugari yang hampir setiap hari menyambangi Pekanbaru dan Palembang bisa saja salah sebut, begitu juga dengan saya yang acapkali tidak bisa membedakan jenis gajah asia dan afrika. Kisah salah sebut nama bandara oleh pramugari mengawali perjalanan menuju Kabupaten Banyuasin-Sumatra Selatan untuk menyambangi Pusat Latihan Gajah di Suaka Margasatawa Padang Sugihan.
KEMBALI KE ARTIKEL