Aroma tengik terasa menyeruak begitu melihat cungkilan-cungkilan buah kelapa yang dijemur di pelataran rumah. Siang itu I Wayan Sukada sedang membolak-balik kopra yang selama berpuluh-puluh tahun menjadi gantungan hidupnya. Kelapa kering yang dia usahakan ini telah mampu menghidupi dia dan keluarganya, bahkan untuk membangun kehidupan yang jauh lebih baik jika dibandingkan di kampung halamannya di Tabanan-Bali.
KEMBALI KE ARTIKEL