Ketika aku berpenghuni pendiri negri , aku selalu dipupuk dengan raga dan tulang putih . Aku selalu di siram dengan tetesan darah dan peluh dan aku perlahan menjadi subur. Aku beraroma harum semerbak  hingga mengundang keserakahan petualang negeri seberang, tapi pendiri negri tak sedikitpun rela, kembali jiwa dan raga menjadi hibah demi aku.
KEMBALI KE ARTIKEL