Â
Kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala U-20 adalah sebuah fenomena yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan ini. Pertama, faktor infrastruktur. Meskipun Indonesia memiliki stadion sepak bola yang cukup banyak, namun sebagian besar stadion tersebut tidak memenuhi standar internasional dan membutuhkan renovasi yang cukup besar agar bisa menjadi tempat pertandingan yang memadai. Selain itu, transportasi yang buruk dan tidak efisien juga menjadi masalah serius dalam memfasilitasi para peserta dan penonton.
Â
Kedua, faktor keamanan. Keamanan selalu menjadi faktor penting dalam ajang olahraga besar seperti Piala Dunia U-20. Diperlukan kerja keras dan kesiapan yang matang dari pihak keamanan untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama ajang tersebut berlangsung. Sayangnya, Indonesia masih memiliki masalah keamanan yang cukup serius, terutama di beberapa daerah yang rawan konflik dan teroris. Hal ini tentu saja membuat banyak pihak khawatir dan menolak Indonesia sebagai tuan rumah.
Â
Ketiga, faktor keuangan. Menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 membutuhkan biaya yang sangat besar. Mulai dari renovasi stadion hingga pengadaan fasilitas dan keamanan, semuanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sayangnya, Indonesia masih memiliki masalah dalam pengelolaan keuangan negara yang efektif dan efisien, sehingga anggaran yang diperlukan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sulit didapatkan.
Â
Keempat, faktor politik. Keterlibatan politik dalam ajang olahraga menimbulkan kontroversi dan menjadi faktor yang mempengaruhi kegagalan suatu negara dalam mengadakan ajang olahraga internasional. Berbagai penolakan dari beberapa pihak terkait keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 menjadi salah satu alasan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.