" Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri." ( Margaret John C. Maxwel)
Ketika Maxwell menjadi pembicara, istrinya duduk di barisan terdepan dan mendengarkan ceramah suaminya. Hal yang sama juga dilakukan John- ketika Margaret jadi pembicara ia menemaninya dan duduk di bangku paling depan. Luar biasa. Melihat penampilan kedua tokoh idola tersebut sangat kompak dan bahagia, tentu saja para hadirin terpana dan kagum. Selain bijak bestari-keduanyapun saling menghormati dan juga tampak sangat mersra. Kesan itulah yang muncul bagi seluruh peserta seminar, tetapi tidak bagi seorang ibu. Si Ibu ini merasa perlu untuk mengkorfimasi kesan tersebut dengan cara menanyakannya.
Dus, tatkala Margaret selesai menyampaikan paparan nya soal tema kebahagiaan tersebut, Si ibu peserta seminar tersebut segera mengacungkan tangannya untuk bertanya. "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?" tanyanya nyaris tanpa bebas - yang sontak membuat suasana seminar langsung hening seketika. Peserta mengamati reaksi Miss Margaret dan penasaran menunggu jawabannya. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak." Mendengar jawaban tersebut, tentu saja seluruh peserta terhenyak. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia."
Mendengar jawaban tersebut, kontan seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell.-setengah mencibir tentunya. Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu !
Untung Margaret segera melanjutkan penyataannya, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia." Tiba-tiba seorang peserta menyeletuk dan bertanya, "Mengapa?"
" Karena, Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri." Tegas Margaret Mantap- disambut tepuk tangan membahana dari peserta.
Kisah yang penulis adaftasi dari argatikel.blogspot.com tersebut, menegaskan satu pesan penting. Kebahagiaan sejati itu tidak tergantung pada pihak eksternal,. Sumber utamanya terdapat dalam relung hati setiap pribadi. Kebahagiaan adalah soal pilihan dan sekaligus Komitmen. Ketika seseorang telah berikrar ingin menjalani hidup bahagia, maka tak seorang pun yang bisa mencuri kebahagiaan tersebut dari dirinya. Itulah sebabnya, seorang penyandang cacat sekalipun tetap bisa berkarya dan memberi mamfaat bagi orang lain karena dorongan kesadaran dan komitmennya untuk tetap bahagia dan mensyukuri hidupnya.
Pandangan senada disampaikan oleh Paul J. Meyer. Tokoh ini merupakan guru dari John Maxweel. ia mengatakan, "saya telah menyelidiki apa yang disebut sebagai kesuksesan selama beberapa dekade dan mendapati bahwa kesuksesan dimulai dengan satu pilihan. Penentuannya terserah kepada Anda. Anda berhak dan mempunyai kemampuan untuk sukses, tetapi kesuksesan akan datang setelah Anda pertama-tama memilih untuk sukses" . Lebih lanjut ia memberikan contoh sangat sederhana sebagai berikut: Bayangkan, anda memegang sebuah kunci yang dapat membuka satu pintu menuju kesuksesan yang tak terhingga. Anda menghadapi satu pilihan, Anda akan membuka pintu itu atau tidak. Keputusan ada di tangan Anda. Andalah yang harus menentukan, tegas Paul J. Meyer.
Menurut David Niven, Ph.D., sebagian besar perasaan puas dan tidak puas berakar dari bagaimana kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Ketika kita membandingkan prestasi kita dengan orang yang lebih hebat, lebih kaya, lebih pintar, kita merasa buruk. Sebaliknya ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain yang kurang maka kita merasa bersyukur.
Fondasi kesuksesan dan kebahagiaan
Ibarat pohon, kesuksesan juga memiliki akar, batang dan ranting. Semakin dalam akar sebuah pohon, maka semakin kuat ia menyangga batang yang besar dan tinggi. Demikian seterusnya, semakin kekar batang sebuah pohon, maka semakin tangguh ia menahan ranting nya. Demikian juga dengan kebahagiaan dan kesuksesan. Disinilah pentingnya membangun fondasi kebahagiaan dan kesuksesan dengan cara penyiapan wadah kebahagiaan dan kesuksesan dalam diri sebagai modal dasar untuk membangun keluarga dan lingkungan sosial yang kondusif untuk melanggengkan kualitas kebahagiaan tersebut. Napoleon Hills mengatakan," Setiap orang bisa memperoleh kekayaan material dan immaterial, hanya jika telah siap untuk menerimanya. Batin Anda harus disediakan sebelum menanam benih-benih. Ini berarti bahwa sesuatu yang dibutuhkan tidak akan berhasil tanpa sebab. Karena ada perbedaan antara "kebutuhan" dan "kesiapan" untuk menerimanya" tegas motivator ini. Menurut Motivator dunia ini, agar kebahagiaan dan kesuksesan dapat mengabadi dalam diri seseorang, diperlukan setidaknya 12 resep, ia menyebutnya sebagai 12 Jenis kekayaan bagi orang sukses paripurna yaitu:Â
1)Sikap mental positif
2)Kesehatan jasmani
3)Keharmonisan dalam hubungan antar manusia
4)Kebebasan dari rasa takut
5)Pengharapan yang mencapai hasil
6)Kemampuan akan keyakinan diri
7)Keinginan membangi anugerah
8)Rasa cinta kasih
9)Pikiran terbuka bagi semua pokok persoalan
10) Disiplin diri
11) Kemampuan mengerti orang lain
12) Kesejahteraan ekonomi
Luar biasa. Bagi penulis ke 12 Resep tersebut cukup rasional, konprehensif. Keimanan menurut hemat penullis sudah terakomodir dalam point nomor sekaligus sebagai inspirasi dan ruh bagi resep-resep berikutnya. Mari kita diskusikan dengan smart kajian ini. Akhirnya, Semoga artikel sederhana ini bermanfaat. bagi sahabatku terkasih. Selamat menjalani hidup bermakna di tahun 2011. Sekali hidup harus bahagia dan sukses !
NB. Bandingkan kajian dengan diatas dengan ungkapan lagu berikut ini,,,,,,,,,,ha,,ha,,, ha,,,yuk bernyanyi sambil tersenyum, agar kehidupan / dunia pun tersenyum kepada kita.
Song Lyrics Ku Bahagia OST Laskar Pelangi by Sherina