Dalam masyarakat yang saling terhubung, acara dan pertemuan sering kali memiliki makna yang melampaui tujuan utamanya. Baik itu pernikahan, wisuda, upacara keagamaan, atau peristiwa sakral lainnya, momen-momen ini melambangkan kesatuan, identitas, dan pencapaian emosional bagi individu yang terlibat. Namun, ketidakhadiran undangan ke acara semacam itu dapat memicu respons emosional yang kompleks pada beberapa orang, yang muncul sebagai kesedihan, kemarahan, atau bahkan rasa keterasingan. Reaksi-reaksi ini berakar pada kebutuhan manusia akan kebermilikan dan keterikatan psikologis terhadap ritual-ritual komunal dan budaya.
KEMBALI KE ARTIKEL