Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Memaknai Pekerjaan Seorang Penulis

16 Agustus 2016   15:08 Diperbarui: 16 Agustus 2016   15:13 172 9
Nah, apa yang mereka kerjakan di berbagai bidang, termasuk menulis, telah dijelaskan secara lengkap pada buku I Love Monday karya Arvan Pradiansyah. Dengan digabungkan dengan pengamatan saya di bidang kepenulisan, berikut tiga tingkatan makna perkerjaan yang saya bahas satu per satu.

1. Pekerjaan Atas Sekenario Orang Lain

Dimanapun, banyak orang bekerja karena telah diberi pekerjaan oleh orang lain. Jadi, mau tak mau kita harus mengerjakan apa yang diperintah oleh si bos atau majikan; mengerjakan yang kita bisa. Tak ada ceritanya kita ingin melakukan pekerjaan yang sesuai minat. Pokoknya, harus melakukan tugas itu-itu aja, sampai menyatu dalam sebuah rutinitas.

Dengan demikian, kita merasa tak bahagia karena pekerjaannya, sampai tekanan psikologis mendera pada dirinya. Meskipun banyak yang berhasil bertahan dalam pekerjaannya, hal ini dipicu oleh satu faktor, ya apalagi kalau bukan uang. Akan tetapi, uang yang termasuk kebahagiaan fisik, tidak akan kekal abadi dan perfoma kerjanya akan stagnan, bahkan biasa-biasa saja.

Lantas, adakah pekerja yang seperti itu? Ya, tentu saja ada! Yaitu para guru dan dosen yang diberi tugas membuat karya dan jurnal ilmiah, serta membuat buku yang dituntut untuk menulis, padahal mereka tak terbiasa menulis dan lebih suka mengajar para murid dan mahasiswanya. Mau tak mau, mereka harus membuat karya ilmiah tersebut, karena didorong oleh kenaikan pangkat yang berujung pada kenaikan gaji. Pasti mereka akan tergiur karena akan memperoleh tambahan uang, bukan?

Kalaupun terpaksa, tentu tidak akan terpengaruh dalam kemajuan pekerjaannya, bahkan di kalangan dosen pun, jika tidak terus menulis, ya tetap dalam statusnya seperti itu, tidak akan meningkat menjadi guru besar dan bergelar Profesor.

2. Pekerjaan Atas Pilihannya Sendiri

Apa yang dialami mereka di atas tentu tidak akan terjadi pada orang yang memilih pekerjaan atas keingiannya sendiri. Kalau seperti itu, berbahagialah! Apalagi kita yang menaruh minat besar pada dunia menulis, pasti akan menjadikan menulis sebagai jalan hidupnya. Apalagi kita yang suka menulis, pasti akan memilih berkarier yang berhubungan dengan tulis-menulis. Misalnya saja wartawan dan penulis buku. Dengan cara seperti ini, kita akan merasakan kebahagiaan menjalani kehidupan sesuai fitrahnya ketimbang bekerja karena tugas dari orang lain.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun