Bahkan ada satu obyek wisata di Krui yang dijuluki 'Balinya lampung' karena ada kemiripan dengan pantai di pulau dewata tersebut, yang terletak di pesisir Samudera Hindia, Pantai Krui. Ada lagi obyek wisata yang tak kalah menarik, seperti Lembah Hijau, Taman Purbakala Pugung Raharjo, dan Taman Nasional Way Kambas.
Walaupun obyek wisatanya tidak kalah indah dan menarik dibanding daerah lain, namun, pariwisata di Lampung ini tidak terlepas dari masalah. Tidak hanya masalah jalan rusak dan fasilitas yang kurang, namun ada satu masalah serius yang berhubungan dengan kenyaman wisata, yaitu bereaksinya para komplotan begal yang telah tersebar dari bagian selatan, sampai di bagian utara Lampung.
Akhir-akhir ini, aksi begal semakin meresahkan masyarakat. Tidak hanya di Lampung sebagai homebase para jaringan begal, juga sudah meluas ke kota-kota di pulau Jawa seperti Bekasi.
Kesadisan para begal ini membuat keamanan di kota tersebut diperketat demi menghindari jatuhnya korban. Bahkan, salah satu pemimpin redaksi di sebuah majalah di Lampung, tewas setelah dibantai oleh sekelompok begal.
Melihat kejadian tersebut, perlu ada perhatian lebih dari Pemerintah, terutama Pemprov Lampung dan Kepolisian untuk memberantas mafia begal yang semakin merajalela. Karena keberadaan begal dikhawatirkan akan menganggu kenyamanan masyarakat Lampung khususnya, juga wisatawan lokal dan asing yang sedang berkunjung ke Lampung, dan bukan tidak mungkin, para wisatawan tersebut menjadi sasaran empuk para begal yang menghabisi nyawa tanpa ampun.
Permasalahan aksi begal yang semakin ganas ini, menjadi perhatian serius bagi pariwisata Lampung. Jika segera dibiarkan, pariwisata di provinsi Lampung menghadapi kemungkinan menurunnya jumlah wisatawan lokal maupun asing, bisnis di bidang pariwisata menjadi merugi.
Bahkan, provinsi yang terletak di ujung pulau Sumatera ini terancam dicoret dari daftar tempat wisata budaya yang aman dan nyaman bagi pengunjung, dan pesona khazanah budaya di Bumi Ruwa Jurai ini tidak lagi dikenal di seluruh dunia.