Tarif KRL tidak bisa diberlakukan berbeda terhadap status sosial antara penumpang kaya dan penumpang miskin.
Apabila kenaikan itu karena, supaya KRL tidak mengalami kerugian (demi menutup biaya operasional) seharusnya bukan dengan membedakan tarif berdasar status sosial.
Tapi yang harus dilakukan adalah dengan membedakan jenis KRL-nya. Saran saya;
- KRL Bisnis ; tarif khusus bagi penumpang yang mampu membayar mahal. Dengan kata lain orang kaya pasti akan memilih jenis KRL ini.
- KRL Ekonomi ; tarif khusus bagi penumpang dengan budget pas-pasan.
Dengan diberlakukannya perbedaan jenis KRL-nya maka penumpang akan membayar sesuai dengan budget (biaya transportasi) masing-masing. Jadi yang dibedakan bukan tarif KRL-nya.
"Nah trus bagaimana dong apabila si kaya karena mau berhemat tetap menggunakan KRL ekonomi?"
Di sini artinya pengguna moda KRL ekonomi harus mempunyai kartu khusus supaya mereka bisa menggunakan KRL ekonomi dengan cara menyertakan surat keterangan "tidak mampu" dalam mengurus tiket (kartu) KRL ekonomi tersebut. Untuk tarifnya mungkin dapat disesuaikan apabila ada subsidi juga dari pemerintah untuk pengguna KRL ekonomi.
Jadi pengguna KRL bisnis (yang dianggap mampu membayar lebih) tidak bisa menggunakan KRL ekonomi (yang diperuntukkan bagi golongan masyarakat miskin). Namun apabila pengguna KRL ekonomi ingin menikmati fasilitas dari KRL bisnis, dipersilahkan sepanjang mampu membayar tiket yang lebih mahal sesuai tarif KRL bisnis.
Sehingga tidak akan terjadi kesenjangan antara penumpang kaya dan penumpang miskin yang dijadikan satu dalam KRL. Jadi penumpang KRL dapat menggunakan moda transportasi itu sesuai budget dan kepentingannya masing-masing. Karena hidup adalah pilihan .. #eh
