Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Anak Pungut

30 Desember 2022   15:40 Diperbarui: 5 Januari 2023   11:45 331 8
Sudah selayaknya seorang ibu tidak pilih kasih terhadap anak-anaknya. Tapi tidak begitu dengan ibuku. Akhir-akhir ini aku seperti jarang diperhatikan. Apa mungkin statusku hanya sebagai anak pungut. Yang dia pungut di jalan saat aku sedang berteduh di depan minimarket betamart.

Saat itu, ibu sedang berbelanja, aku melihatnya saat ia keluar dari minimarket, lalu menghampiriku. Tidak ada pikiran apa pun saat kemudian ia sudah berdiri di hadapanku.

"Kamu sudah makan?" tanya-nya sambil membelaiku. Aku hanya menatapnya tanpa bisa berkata apa. Tapi sepertinya ia mengerti apa yang sedang kubutuhkan. Ia pun kembali masuk ke dalam minimarket. Dan dari balik kaca kulihat ia mengambil beberapa makanan untukku.

Ah-kenapa aku terlalu yakin dia akan memberiku makanan? Sepertinya ia prihatin melihatku, yang sendirian dalam gerimis dan terlihat kelaparan. Tak lama kulihat ia kembali mendekatiku.

"Ini kubawakan makanan buatmu, makanlah--", ia berkata sambil merobek bungkus makanan lalu memberikannya padaku. Kemudian dilihatnya aku yang makan dengan lahap, dan ia lalu berkata,

"Kenapa kamu sendirian di sini? Ke mana ibu-mu?" Katanya lembut sambil sekali lagi membelaiku. Aku hanya diam tanpa bisa menjawab pertanyaannya.

"Sebaiknya ikut aku pulang, sebentar lagi hujan deras. Aku tidak ingin kamu nanti kedinginan." Ibu berkata sambil mengendongku, dan berjalan membawaku pulang menuju ke rumahnya.

Setelah ibu memungutku di jalanan, hidupku menjadi indah, aku terjamin, kesehatanku terjaga dan hidupku teratur. Aku tumbuh menjadi gemuk dan lucu. Dan tentu saja, ibu jadi semakin sayang kepadaku.

Sampai akhirnya, perhatian ibu mulai terbelah. Ibu seperti tidak mencintaiku lagi. Karena ada penghuni baru yang semalam datang bersama ibu. Mungkin dia juga sama sepertiku, yang ibu temukan di depan minimarket betamart, dalam keadaan kelaparan dan kedinginan.

"Aku menemukanya di pinggir jalan, dalam kondisi terluka kakinya. Tolong diobati ya, Nak." Ibu berkata kepada anak kandungnya-Dita-yang berprofesi sebagai dokter.

"Iya bu, kasian. Coba kubersihkan dulu lukanya." Dita berkata sambil memeriksa luka yang terbuka, lalu dibersihkan luka itu menggunakan kapas dan air hangat.

Aku yang sedari tadi memerhatikan kejadian itu langsung melenguh, lalu berjalan meninggalkan ruangan. Namun, tanpa sengaja kutabrak piring makanan hingga isinya berceceran. Ibuku tampak kaget, lalu dia menghampiri lalu mengendongku, hingga aku bisa menatap wajahnya.

"Momo--sini sayang, ini ada keluarga baru lho, Mo. Hm--kita kasih nama siapa ya, Mo? Ah--Pussy saja ya, karena dia betina."

Aku pun mengerti, lalu menjilati wajahnya. Ibu bukannya pilih kasih, tapi memang suka memberi dan menolong kucing jalanan yang tak berdaya seperti aku dan Pussy.


__________

Writen by. Coretan Embun

Didedikasikan untuk Cat Lovers, yang suka me-resque para kucing jalanan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun