Pada 8 tahun silam saya ingat betul saat pertama kalinya meninggalkan jejak artikel pada blog keroyokan ini (baca: kolektif). Artikel dengan konsep reportase warga yang saya sajikan pada saat itu, adalah tulisan pertama saya yang mengangkat kisah tentang tokoh presiden kita sekarang.
Artikel itu pun langsung diangkat ke layar headline setelah beberapa jam bertahan di kolom highlight. Entah karena tokoh Jokowi yang saat itu sedang naik daun sebagai calon presiden. Atau karena isi dari artikel saya yang mengusung reportase khas warga. Dimana pada saat itu beritanya tentu masih aktual.
Begitulah kisah awal saya menapaki jalan sebagai sosok blogger amatir di Kompasiana. Slogan yang pernah diusung oleh Kompasiana pun membuat saya ketagihan menghadirkan artikel yang menceritakan tentang berita kegiatan serta opini pribadi/ publik kedalam sebuah reportase khas warga.
Kecanduan itu sendiri muncul mungkin karena domisili saya yang saat itu berada di luar negeri. Jadi banyak sekali ide cerita dan berita yang bisa saya bagikan lewat tulisan. Meski begitu banyak juga Kompasianer di Indonesia yang membagikan artikelnya dengan ciri yang sama yaitu berupa reportase khas warga.
Dari aktivitas itulah saya jadi mengenal banyak sekali Kompasianer lawas yang membuat saya ketagihan melakukan kopdar saat sedang di Indonesia. Baik itu lewat event resmi Kompasiana maupun acara non formal seperti ngopi bersama. Bahkan tak sedikit pula yang menjadi teman ngobrol rutin di kolom percakapan di profil Kompasiana maupun melalui WhatsApp pribadi.
Seiring berjalannya waktu dimana saya sempat rehat selama 5 tahun di dalam dunia tulis menulis (blogging). Kini genap sudah dua minggu lamanya saya kembali terjun bebas menulis di Kompasiana. Namun sampai saat ini saya masih merasakan adanya blank space yang membuat saya merasa ada hal yang kurang.