Ia tak cukup tampan, Ia pun tak cukup populer. Entah kenapa aku begitu terhipnotis ketika kali pertama kita berbincang walau hanya dalam hitungan menit di kedai tua itu. Sebaris senyumnya yang terpampang dekat sekali dengan wajahku seolah membuat ku tak nafsu makan, minum dan beraktivitas. Yang hanya ingin kulakukan hanyalah mengingat, mengingat dan mengingat senyum itu. Oh aku benar-benar dimabuk kebayang. Sekilas tingkahku terlihat seperti gadis yang memiliki masalah mental karena lamunanku mendominasi kegiatan hari-hariku. Padahal durasi kita berbincang hanya sepersekian jam. Namun kesan yang tertoreh dibatin dan pikiran ku sangat menguras segalanya. Menguras keharusanku untuk memikirkan hal-hal lain yang "juga" penting untuk di pikirkan. Oh tidak, aku menyematkan kata "juga" dalam kalimat ku sebelumnya, yang menandakan hal-mabuk-kepayang ini juga cukuplah penting. Haha...Tak apa, mungkin memang harus seperti itu. Setidaknya ini menjadi penyemangatku ketika ku membuka mata dipagi hari dengan segala doa dan harapan baik untuk ku dan untuknya.
KEMBALI KE ARTIKEL