Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Yang Tak Berujung

27 Juli 2015   20:43 Diperbarui: 27 Juli 2015   20:43 746 22
Satu rasa acap memburu

disaat rindu, genap menyerbu

bagai seribu kepal tangan serdadu

yang padanya tergenggam berbukit-bukit batu

/

ia bertulis sebuah nama

ia berlukis seraut rupa

lalu dihujam berulang kali

tepat ke pusat jantung ini

/

di batas senja yang membuncah

satu redup jiwa terbendung, terbelah lalu pecah

/

bisik hati kecilku panggil-panggil namamu

sisi lainnya menggugat, atas jalannya takdir

/

andai cinta tak kunjung jadi juara

pun penawar rindu masih terbelenggu

entah aku bisa apa?

/

barangkali

aku akan,

sejenak melepas ingatan

pura-pura gila

sebelum benar-benar gila

/

jikalau segala tanya tak terjawab

cukuplah dirimu saja sebagai obat nan mujarab

selama nadi dunia masih berdegup

ku beri penuh hati ini kepadamu

/

simpan baik-baik

duhai fulan kesayanganku

takkan pernah ku ambil kembali

lantaran kini,

ia utuh jadi milikmu

sampai akhir waktu

/

/

Kampung Hujan, 270715

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun