Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Sajak Biru

21 Juli 2015   20:57 Diperbarui: 21 Juli 2015   20:57 805 22
Malam busungkan dada

seperti perut busur tanpa anak panah

hembus nafasnya memeluk sukma

padahal tlah lama jejak-jejak terkubur lapuknya tanah

/

di atas kanvas langit

ada pertempuran sengit

gurat bulan dan garis bintang

unjuk terang bayang-bayang

/

di sini, aku ingin berhenti

lalu jauh pergi

lanjutkan mimpi-mimpi

yang tertunda, lagi dan lagi

/

sekiranya mampu ku bunuh waktu

kan kumenikamnya berulang-ulang

atau memintanya untuk segera pergi membawaku

dari kehidupan semu, kemudian menghilang

/

pada separuh sunyi

ku gubah satu sembarang sajak

sebab hitam belumlah beranjak

dan hanya nyala lumbung kata yang menemani

/

biar,

biar saja lengkung malam terbakar

aku masih menikmati aksaranya yang berlumur biru

sebelum pagi datang terburu-buru

/

/
Kampung Hujan, 210715

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun