seperti perut busur tanpa anak panah
hembus nafasnya memeluk sukma
padahal tlah lama jejak-jejak terkubur lapuknya tanah
/
di atas kanvas langit
ada pertempuran sengit
gurat bulan dan garis bintang
unjuk terang bayang-bayang
/
di sini, aku ingin berhenti
lalu jauh pergi
lanjutkan mimpi-mimpi
yang tertunda, lagi dan lagi
/
sekiranya mampu ku bunuh waktu
kan kumenikamnya berulang-ulang
atau memintanya untuk segera pergi membawaku
dari kehidupan semu, kemudian menghilang
/
pada separuh sunyi
ku gubah satu sembarang sajak
sebab hitam belumlah beranjak
dan hanya nyala lumbung kata yang menemani
/
biar,
biar saja lengkung malam terbakar
aku masih menikmati aksaranya yang berlumur biru
sebelum pagi datang terburu-buru
/
/
Kampung Hujan, 210715