Kepada benak yang mematung diam
kepada hati yang terbujur muram
usah murung kau simpan
lepaslah sesaat tali-temali beban
terlalu indah paras sang malam
andai berlalu dalam panjang lamunan
.
Jauh dari pelupuk mata
kasihku asyik menenun cinta
rajutannya sempurna
berhelai benang abjad yang merenda
indah tanpa lembar puja
tulus tanpa rayuan kata
semua apa adanya
.
Di sini
batinku berperang sendiri
acungkan seribu badik berlumur rasa
aku kalut atas rindu yang masih saja menggebu
.
Ingin rasanya...
ku bentur-benturkan rindu
pada dinding hatimu
supaya kau tahu
betapa rindu ini sungguh menyiksaku
agar kau mengerti
rindu ini berulang kali tikam jantungku
.
Takkala ruang memisahkan
manakala waktu tak pernah jadi pemenang
pabila jarak angkuh menantang
ku hanya bisa tenggelam dalam rahasia yang terbentang
.
Dalam diam
kencang aku memeluk rindu
yang tak henti sebut-sebut namamu
mencari ribuan cara
lukis indah wajahmu
dengan potongan puisi cinta
pahat bening matamu
bersyair bak kerumun pujangga dimabuk renjana
.
Di penghujung malam
ku pinta pada separuh wajah bulan
sampaikan sebuah pesan
bahwa selalu ada rindu tak bertepi
terendap hebat di dasar hati
dan selalu ada cinta tak bersisi
yang terikat kuat di kedalaman jiwa ini
.
Untukmu...selamanya hanya untukmu...
.
.
Kampung Hujan, 130214
.
.