Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Dentuman Rindu

13 Februari 2014   17:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 254 11

Kepada benak yang mematung diam

kepada hati yang terbujur muram

usah murung kau simpan

lepaslah sesaat tali-temali beban

terlalu indah paras sang malam

andai berlalu dalam panjang lamunan

.

Jauh dari pelupuk mata

kasihku asyik menenun cinta

rajutannya sempurna

berhelai benang abjad yang merenda

indah tanpa lembar puja

tulus tanpa rayuan kata

semua apa adanya

.

Di sini

batinku berperang sendiri

acungkan seribu badik berlumur rasa

aku kalut atas rindu yang masih saja menggebu

.

Ingin rasanya...

ku bentur-benturkan rindu

pada dinding hatimu

supaya kau tahu

betapa rindu ini sungguh menyiksaku

agar kau mengerti

rindu ini berulang kali tikam jantungku

.

Takkala ruang memisahkan

manakala waktu tak pernah jadi pemenang

pabila jarak angkuh menantang

ku hanya bisa tenggelam dalam rahasia yang terbentang

.

Dalam diam

kencang aku memeluk rindu

yang tak henti sebut-sebut namamu

mencari ribuan cara

lukis indah wajahmu

dengan potongan puisi cinta

pahat bening matamu

bersyair bak kerumun pujangga dimabuk renjana

.

Di penghujung malam

ku pinta pada separuh wajah bulan

sampaikan sebuah pesan

bahwa selalu ada rindu tak bertepi

terendap hebat di dasar hati

dan selalu ada cinta tak bersisi

yang terikat kuat di kedalaman jiwa ini

.

Untukmu...selamanya hanya untukmu...

.

.

Kampung Hujan, 130214

.

.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun