Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Aku Camar

10 Mei 2014   23:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:38 89 14
Aku Camar. Duduk di atas telaga. Riuh kata bercermin pada keruh air. Sejoli sayap menari lagu luka. Kubiarkan terus menari, karena bila bicara tak akan terkendali. Air di mata mengiringi.
.
Aku Camar. Bermata basah. Berkaki bayangan. Telinga buta, mata bisu, mulut tuli. Rasa mati rasa. Seperti dongeng tapi bukan. Seperti mimpi tapi bukan.
.
Aku Camar. Pelukan rindu pada lepas samudera tak mau lepas. Telaga bukan rumahku. Lautan surgaku. Pesisir pantai taman bermainku. Percikan air lentera kehidupanku.
.
Aku Camar. Benih Camar. Sepertinya kelamin betina. Tapi jiwa serupa jantan. Putih terbelenggu abu-abu. Raga penjarakan jiwa pun kalbu. Aku tergugu.
.
Aku Camar. Dalam hujan samar-samar. Aku cantik. Harus cantik tanpa titik. Siluetnya mesti memukau. Catat! Hanya siluetnya! Indahnya seindah lukisan tanpa tawar.
.
Aku Camar. Dengan sedikit memar. Di atas pelipis dan rongga dada. Miris. Mengaduh tanpa tangis. Takut ada yang semakin bengis. Wajah ku buat sayu dan layu, semoga pergi jauh-jauh dia sang iblis.
.
Aku Camar. Lakon utama protagonis dalam panggung tanpa layar.
.
.
Kampung Hujan, 100514
.
.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun