Saya memang belum paham benar tentang apa masalah sesungguhnya, hingga terjadi pertikaian penuh darah seperti itu. Tapi yang kini saya tangkap adalah hilir mudik informasi dan gambar-gambar yang sangat tidak manusiawi. Anak kecil berbagai usia harus meregang nyawa atas dosa para manusia dewasa. Dan ini sudah berlangsung sangat lama!
Jutaan pasang mata saya yakin juga pernah melihat bagaimana gambaran penderitaan rakyat Palestina saat ini. Demikian pula jutaan pasang telinga tentu pernah mendengar tentang pertikaian yang membabi buta ini.
Namun sangat disayangkan jika masih ada jutaan hati dan pikiran manusia Indonesia khususnya saat ini, yang masih saja memikirkan tentang indahnya berhujat tentang suka cita pemilihan Presiden RI 2014 - 2019.
Hingga hari pemilihan pun masih saja banyak yang adu kejayaan atas unggulnya capres yang dijagokan. Dan tindakan ini sangat memancing amarah kubu lawan.
Saudaraku, apakah kalian lupa bahwa siapapun yang akan terpilih untuk memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia nanti adalah tokoh terbaik yang telah menerima amanat hati rakyat? Karena bukankah kedaulatan ada di tangan rakyat?
9 Juli 2014 adalah hari bagi rakyat Indonesia untuk berpesta demokrasi, bebas menentukan pilihan sesuai hati nurani. Namun jangan pernah mengesampingkan derita hati rakyat Palestina di jalur Gaza yang kini jauh dari bahagia.
Terimalah sudah siapapun Presiden kita, dan mulailah membagi cinta yang ada dalam bentuk untaian doa untuk saudara-saudara kita di Gaza.
Bukan tidak penting untuk memikirkan siapa yang akan mempimpin Tanah Air ini dalam masa 5 tahun kedepan. Tapi alangkah indahnya jika pesta demokrasi usai digelar, maka ikhlaskan dan serahkanlah semua hasilnya pada kenyataan.
Lalu mulailah sisihkan sebagian hati yang kita punya bukan untuk perdebatan tanpa akhir, melainkan untuk memanjatkan doa bagi saudara-saudara kita di Gaza.
Entah dari siapa lagi anak-anak Gaza akan mendapatkan cinta, jika kita tidak memulainya.
Selanjutnya, semoga kita tidak hanya ikut merasakan derita Gaza, namun untaian doa untuk kemerdekaan mereka dapat dipanjatkan juga dalam setiap desah nafas kita.
(dnu, 9 Juli 2014, 21.10)