Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Sang Tuan Pemilik Takhta

25 Juli 2024   19:43 Diperbarui: 25 Juli 2024   20:59 254 20
Ia hanya berbicara dari sudut lirikan mata
Tersimpan gelegar petir yang diredam
Nafasnya menderu bagai singa berburu
Jemari beku lemas tak tentu

Di situ ia merajut pilu
Gairah padam mematikan langkah
Sang Tuan pemilik martabat dunia
Sedang tenggelam dalam pikirannya

Satu demi satu suara tumpah di antara diam
Menyebut kata dengan terbata-bata
Karena ia enggan menyerah
Pada musuh yang menganggapnya kalah

Hai, Tuan, yang katanya pemilik takhta
Kau bilang tentang arti kekalahan
Jadi, ada baiknya kau tak lagi gentar oleh serangan
Karena kau sejatinya penyeru martabat dan cinta

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun