Ia baru saja bercengkrama dengan siang
Lalu segera beranjak menemui malam Sekedar untuk menyimpankan kenangan sejak pagi
Kepalaku masih menyimpan berbuku-buku setiap apa yang kau ucapkan
Mataku rupanya mengikuti segala langkah yang kau pijakkan
Telingaku mendengar setiap deru angin yang membentuk segala rasa
Dan jiwaku masih tetap tenang di dalam bilik emas kedamaian, sejak kau lepaskan segala kisah
Mungkin kau harus lihat dunia
Rumput di sela-sela pagar, yang pernah kecewa oleh musim panas
Ia pernah menitikkan air mata, kala belahan jiwanya terpaksa gugur
Namun ia tak jera oleh waktu
Ketika runtuhan embun segar memberikan nafas
Mungkin juga kau harus pahami
Burung tanpa sangkar yang hinggap di dahan kehidupan
Ia tetap berbahagia bersama perjalanan musim
Bahkan bertahan dalam serangan malam yang mengundang dingin
Ada baiknya memang kau pahami kisah di sisi-sisi duniamu
Segalanya adalah pelajaran
Kata-kata akan tersapu badai
Dan kata-kata yang terkikis itu, akan lenyap bagi para makhluk
Namun menggema dan tersimpan di dalam rongga-rongga semestaÂ