Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Manusia-manusia 10 April (3)

16 April 2019   07:00 Diperbarui: 16 April 2019   07:20 29 4
1. Men of April 10th yang pertama adalah Bapak Koesmalagita N.P.

Beliau adalah papaku. Ahahaha... Beliau suka menulis singkatan NP alias Nathanael Putra di belakang namanya, untuk mengingatkannya pada almarhum mbah kakung.

Aku sempat ikut-ikutan membuat singkatan KP alias Koesmalagita Putri di belakang namaku saat SD dan papa cuma geleng-geleng kepala melihat betapa panjangnya nama yang kutulis di depan sampul buku tulisku. Dewi Leyly Fibrianti Koesmalagita Putri. Tuh... kan ???

Gara-gara kebiasaan itulah, nama papa yang tertulis di ijazah SD, SMP dan SMU- ku jadi aneh. "Koesmalagita B.Th Nathanael Putra". Walaaah... mana ada singkatan gelar ditulis di tengah-tengah ?! Dan sekali lagi beliau hanya geleng-geleng kepala melihat ijazahku.
"Namaku jadi aneh ya ?!" gumam papa.

Sepanjang kenanganku yang teretas satu persatu, baik buruk penilaian orang lain terhadap beliau, dalam hatiku sungguh bersyukur dan terpatri kuat sebuah pengakuan : He is the best father in this world. My beloved daddy.

Beliau adalah the best ayah, guru, bodyguard, koki, teman, sahabat, superhero dan juga pasienku semasa kuliah dulu. He is my everything.

Aaahhh... kesulitanku dalam mencari pasien gigi dengan kasus protesa sebagian lepasan, terbantu dengan hadirnya beliau, yang bersusah payah berangkat pagi-pagi dari Kediri menuju kota Pahlawan, demi praktikum klinikku di jam 9 pagi.

Baru saja beliau datang, minum sebentar, lalu kuobok-obok mulutnya. Hahaha... Dan itu tak berlangsung satu kali saja. Beberapa kali beliau datang sesuai jadwal praktikum klinikku dan menjadi saksi bisu, bagaimana aku kena semprot oleh dosen Prostodonsia, -pembuat barang palsu (gigi palsu) yang dilegalkan oleh Pemerintah- setiap kali yang kulakukan tidak sesuai dengan standar prosedur kerja.

"Ora popo... (tidak apa-apa). Ayo, semangat lagi !!!" demikian Papa selalu menyemangatiku.

" Nyuwun sewu ya, Pa... (Permisi ya, Pa...)" aku meminta ijin beliau sebelum mulai mengobok-obok mulutnya lagi.

" Nyoh wes, obok-oboken maneh (Silakan saja, diobok-obok lagi) !!!" canda Papa.

Kegemaran beliau adalah berolahraga dan makan pisang; dengan segala aneka turunan resepnya (mulai dari pisang buah, pisang goreng, kripik pisang, sale pisang, gethuk pisang, dll). Selain itu, beliau suka membaca, mengoleksi buku-buku dan juga merekam kenangan perjalanan hidup dalam bentuk foto-foto.

Yah... hobi fotografinya menghasilkan puluhan album yang memenuhi sebuah lemari bersama tumpukan arsip-arsip dokumen penting yang tertata rapi. Mulai dari album pernikahan (kalau khusus yang ini, bukan hasil karya beliau lah... kan beliau jadi pemeran utamanya, hehehe...), album aktifitas masa kecilku bersama adik-adik, berurutan mulai lahir, usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dst. Bahkan foto hari pertamaku bekerja juga tak luput dari jepretan beliau. Album perjalanan rekreasi keluarga, album pemakaman mbah kakung dan mbah putri / mbah rayi, album acara Natal dan Paskah, angkat sidi dan kegiatan-kegiatan sekolah SMK YBPK Pare juga menjadi karya koleksinya.

Pernah sekali waktu aku bertanya, "Buat apa album foto sebanyak ini ? Nyusuh thok Papa iki !!!"

Dengan mimik serius, beliau menjawab, "Kita hidup di dunia ini hanya sekali, peristiwa-peristiwa penting tak bisa diulang. Kalau ada foto, itu adalah rekaman sejarah yang menjadi bukti otentik. Selembar foto bisa bercerita banyak hal tanpa kau harus membuka mulut..."

Dan demikianlah, bercerita banyak hal tanpa harus membuka mulut seolah virus yang ditularkan beliau padaku. Bukan dalam bentuk foto, karena bagiku kamera di jaman itu ribet banget. Mengganti rol film, mengatur fokus lensa, dsb. Bercerita banyak hal tanpa harus membuka mulut dalam bentuk yang sederhana, berupa coretan di kertas. Dan memang ada keasyikan tersendiri di sana, hingga tanpa sadar aku menjadi tukang nyusuh generasi kedua. Hahaha...

Dan gara-gara nyusuh (menyimpan barang dalam jumlah banyak) di sembarang tempat tanpa mau merapikan itulah, beliau jadi tahu, apa yang sedang terjadi, apa yang sedang kurasakan dan apa yang sedang kupergumulkan. Walaupun sudah berusaha kututup-tutupi, namun berat badan yang menyusut hingga 7 kg dalam seminggu, tak luput dari mata fotografer beliau. Ditambah buku diaryku yang serasa menjadi ember paling bocor sedunia. Hahaha...

Ketika aku masih berusaha memperjuangkan kisah cintaku, ketika aku masih ingin membangun harapan yang tersisa karena aku tidak mau itu menjadi kandas dan menyerpih lagi kesekian kalinya, ketika Bongsorejo dan Makassar menjadi dua tempat yang membuatku merasa "Mak Dhegh dan Mak Jlebh" dalam waktu bersamaan, di suatu sore yang mendung bercampur gerimis di teras depan rumah, beliau menghentikan aktivitas berkebunnya dan duduk mendampingi aku yang selonjoran menikmati aneka hijaunya tanaman yang beliau rawat.

"Papa lega, di kamarmu nggak ada pisau, silet, gunting atau benda tajam lainnya," pancing beliau mengawali percakapan waktu itu.

Aku menoleh, bingung menebak maksud kata- kata beliau, "Kenapa, Pa ?"

" Ya takut kalau kamu menirukan kasus-kasus pembunuhan di cerita Detektif Conan itu tho..."

Ah, rupanya beliau masih ingat dengan tumpukan serial komik yang pernah kusewa sebelumnya.
"Wah, jangan-jangan Papa ikutan nebeng membaca ? Waduh, curang nih, gak ikut urunan bayar sewanya...," batinku.

"Papa minta maaf sebelumnya, nggak sengaja membaca bukumu yang di bawah bantal..." beliau menghela nafas sesaat sebelum melanjutkan kata-katanya.
" Mau curhat sama Papa atau mau lanjut di buku saja. Tapi nanti Papa pinjam lagi bukunya, ya ?!?"

Dan begitulah adanya beliau. Kalau istilahnya sekarang : kepo, setengah memaksa. Namun selalu berhasil membuatku bersuara dengan lila dan legawa (rela hati).

Positifnya kepo beliau, mendorong beliau untuk terus belajar sampai akhir hayatnya. Tiga bulan sebelum meninggalkan kereta kehidupan ini, beliau berhasil meng-up grade kemampuan ber-HP-nya. Dari yang semula hanya bisa menerima telepon dan menelepon, bertambah lagi menjadi bisa membaca dan membalas/mengirim pesan SMS. Tidak sia-sia pelajaran les tambahan yang kuberikan. Hahaha...

Dan astaga naga... begitu bersemangatnya beliau mempraktekkan ilmu barunya itu, hari itu tanggal 19 Juli 2011, lebih dari 10 SMS kiriman beliau masuk ke HP-ku. Sungguh, itu adalah rekor perdana SMS terbanyak yang beliau kirimkan padaku.

Mulai dari SMS uji coba, bertuliskan " Test  1  2  3 "

SMS Lucu seperti :
" Sekuat apapun seorang cewek
Setegar apapun seorang cowok
Suatu saat pasti akan meneteskan air mata hanya karena satu masalah,
Yaitu apabila... Keculeq matane !!! (Tercolok matanya)
Hadeuh... waktu menunjukkan pukul 23.15 WIB malam itu dan beliau masih menekuni ilmu barunya... hahaha...

Dan sejak saat itu, HP tak pernah sepi dari SMS-SMS beliau. Adaaa... saja yang dikirimkannya untukku. Dan itu menjadi salah satu kenangan indah yang ditinggalkan beliau untukku sebelum meninggalkan kereta kehidupan ini.
Kenangan indah dari the best daddy in the world. Seperti salah satu SMS beliau yang lain :
"Tuhan adalah gembala yang baik
Dan kita adalah domba-dombaNya
Yang selalu digendong dengan penuh kasih sayang
Mungkin saja Tuhan pun bernyanyi demikian :
Tak gendong ke mana mana...
Tak gendong sampai ke surga...
Enak toh... Damai toh... Happy toh...!"

My 1st man of April 10th sudah mendahuluiku turun dari kereta kehidupan ini.
C u in heaven, Dad...!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun