Kadangkala galau itu datang menghantam
Menghambat laju kata yang sudah di ujung bibir
Kadangkala waktu tak cukup untuk mengurai galau itu
Merendet mengusik rasa yang tertahan
Bahkan kata tak bisa mewakili bicara
Terlalu banyak kata
Terlalu banyak idea
Bergaung tiada jelas
Bergema dengan resah
Dalam diam menahan semua muanya
Meski diam bukan jawaban
Seperti rantai yang membelenggu
Hentikan langkah
Bahkan helaan nafas menjadi begitu berat
Sesak
Melangkah tak ada daya
Mengerang tak ada tenaga
Upaya adalah menahan rasa
Terusik
Namun daya adalah juang yang melukai
Bebat sulit didapat
Sekalinya terbebat
Membukanya adalah luka yang menghebat
Rapuh
Getas
Mencoba bertahan
Meski kasih di ujung tanya
Dan cinta bukan segala
Hingga retak...
Retak itu
Memberi celah di antaranya
Menelisip angin beri irama
Kadang sejuk
Kadang sengau
Lelah raga
Penat
Damba damai jiwa
Hening mengoyak malam
Jenuh di sendiri ini
Sunyi di keriuhan
Di manakah semangatku ?
Di manakah asaku ?
Di manakah citaku ?
Yang dulu menyala
Yang dulu menggelora
Yang dulu berpendar
Ini bukan yang dulu
Namun di kini ini
Semua begitu dirindu
Sudahlah ini begini
Isilah dengan kisah
Tak perlu 'tuk diteladani
Cukuplah direnungi
Untuk mawas diri
Introspeksi
Antisipasi
Hai, kau...
Tak kau tahu tentang aku
Untuk apa seolah peduli padaku
Dalam pura-puramu
Usah paksakan itu
Aku tak hendak merebut yang kau punya
Aku sudah cukup dengan yang ada sekarang
Jangan sakiti lagi hati
Tak hendak ku membalas
Belajar relakan
Semua yang kau lakukan
# akhir April 2016
# written by Dewi Leyly