Pengalaman mengajarkan bahwa rezeki juga sering datang dari tempat yang tidak disangka. Suatu ketika aku bersama keluarga diundang untuk menikmati liburan semalam dua hari di Kota Batu Malang gratis akomodasi dan transportasi (kecuali tiket pulang pergi menuju Surabaya). Aku cek harga cottage-nya hampir setara uang tunjangan dosenku sebulan. Belum lagi acara rekreasi ke Secret Zoo dan makan-makannya. Alhamdulillah … Di waktu lain, sepulang kantor suamiku memberikan selembar voucher menginap di sebuah hotel bintang lima di kawasan Padalarang Bandung. Bersamaan dengan waktu liburan kedua anakku yang nge-boarding. Syukurlah … Kalau tidak sekeluarga bakalan kurang seru bukan ? Senangnya bisa menemani anak-anak berenang, berkeliling danau, dan menikmati kuliner Bandung.
Kejadian mengejutkan di awal bulan Ramadhan tahun inipun membuatku makin yakin bahwa memang rezeki itu tidak melulu uang. Satu tulisanku tiba-tiba saja di baca seorang wartawati tabloid Wanita Indonesia. Dia meminta waktu untuk wawancara di rumahku. Lalu … Inspirasi dari tulisanku di kompasiana dan hasil wawancara telah terbit menjadi kisah sejati. Menjadi cover Majalah Noor tentu sebuah rezeki yang tak disangka-sangka. Tak disangka pula sahabatku menominasikanku menjadi Ibu Teladan Nasional yang diadakan Majalah Noor. Alhamdulillah aku menjadi salah satu finalis. Tak disangka-sangka, hingga suamiku sempat bertanya : 'Bu ... Beneran itu Ibu ?' He3 ... Maklumlah aku jarang sekali dandan. Nah ... Ketika malam penganugerahan itu kami lima belas finalis didandani oleh tim kosmetika Wardah. Wuih ... Pangling deh!
Kompasiana yang menjadi tempatku menuangkan tulisan, ternyata sering juga menjadi jalan rezeki yang tiada disangka. Aku bisa ketemu Gubernur DKI Joko Widodo. Sempat pula menghadiahkan buku yang ku tulis berjudul Bukan Kota Wali kepada beliau. Mmm … Berbunga-bunga hati ini. Punya teman-teman yang baik adalah rezeki tiada terkira nilainya. Teman-teman sewaktu menunaikan ibadah haji tahun 2006. Alhamdulillah ... Silaturahim terus terjalin hingga kini semoga hingga akhir hayat nanti. Teman-teman sewaktu kuliah di Arsitektur ITB tahun 1989. He3 ... Tak terasa sudah 25 tahun kita bersahabat. Teman-teman perempuan seperjuangan yang bersemangat mendiskusikan strategi perempuan dalam mengupayakan perdamaian. Salah satu sahabat baikku telah berpulang ke rahmatullah. Sedih ... Namun aku yakin Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pengampun lebih menyayanginya. Rezeki menikmati pagi yang segar sambil membaca buku atau menulis ditemani sepinggan buah-buahan, secangkir kopi hangat dan satangkup roti bakar. Karunia iman dari Allah Yang Mulia lagi Maha Bijaksana adalah rezeki utama yang tiada bandingannya. Keluarga yang sakinah, mawahdah wa rahmah. Orangtua yang menyayangi kita. Saudara dan kerabat yang senantiasa mendoakan kita. Subhanallah ... Nikmat Tuhan yang mana lagikah yang kamu dustakan ? Selepas menemani Teteh berangkat sekolah. Waktunya bekerja. Alhamdulillah ... Karunia yang tak terhingga patut disyukuri. Benar adanya seringkali kita lupa begitu banyak nikmat rezeki dari Allah Yang Maha Baik lagi Maha Teliti.
KEMBALI KE ARTIKEL