Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Antara Memaafkan dan Melupakan Kesalahan orang lain

13 Oktober 2024   17:40 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:24 43 1

Sudah tabiatnya kalau manusia adalah tempat salah dan khilaf, karena bukan makhluk yang sempurna. Sudah semestinya kita  minta maaf jika melakukan kesalahan dan memaafkan bila ada yang bersalah pada kita. Namun ternyata memaafkan bukanlah hal yang mudah. Perlu waktu, agar hati kita agar bisa melupakan kesalahan orang lain. Melupakan kesalahan orang lain berarti mengikhlaskan dan melepaskan persoalan yang sudah terjadi. Disinilah perlunya kita berlapang dada dan membuang jauh rasa marah dan dendam. Karena dendam dan marah justru akan menjadi penyakit hati dan membuat kita tidak tenang, seperti menyimpan bara api.

Meski meminta maaf ketika kita bersalah mudah dilalukan tapi memaafkan dan melupakan kesalahanorang lain adslah hal sulit, tapi disini letak kemuliaannya. Melupakan kesalahan orang lainnya artinya kita mengikhlaskan semua. Kita lebih memilih untuk move on dan tidak menjerat diri dengan persoalan yang sudah terjadi. Jika kita menyimpannya, khawatir dia akan berubah menjadi dengki. Dan pada akhirnya kita tidak lebih baik dari orang yang melakukan kesalahan kepada kita.

Memberi maaf bermakna; sebenarnya kita mempunyai hak untuk membalasnya tapi kita memilih untuk melepaskannya, tidak menuntut qishash atau denda. Sikap seperti ini tidak sama dengan santun atau menahan amarah. Allah SWT memuji hamba-Nya yang  mau memaafkan dan berlapang dada. Allah memuji orang yang berlapang dada dan mau memafkan kesalahan oramg lain “Maka barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy Syura:40)

Rasulullah Saw. Bersabda: "Shadaqah tidak mengurangi sebagian dari harta, dan Allah tidak menambah kepada seorang hamba karena maaf melainkan kemuliaan, dan seseorang tidak bertawadhu karena Allah, melainkan Allah meninggikannya.” dari Uqbah bin Amir, dia berkata, “Rasulullah Saw. Bersabda, “Wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang telah menzhalimimu.” (HR. Ahmad, Al Hakim dan Al Baghawi)

Memaafkan pada dasarnya adalah berdamai dengan diri sendiri, menciptakan damai di dalam diri kita. Memaafkan membuat hati kita lembut sehingga memudahkannya menerima segala kebaikan.“Siapa yang tidak mendapatkan kelemahlembutan, tidak mendapat kebaikan.” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun