MAGETAN, JAWA TIMUR - Sejak virus korona menyebar luas di belahan dunia dan merambah ke Indonesia, hingga berdampak ke Solo. Maka dari itu, Pemkot Kota Solo membuat kebijakan pemberlakuan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kebijakan tersebut berdampak kepada kegiatan akademis salah satu kampus yang berada di Kota Solo, Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) yang akhirnya dialihkan menjadi sistem daring atau pembelajaran jarak jauh. Sistem ini mengubah hampir seluruh tatanan kegiatan yang biasa dilakukan, baik oleh mahasiswa, dosen maupun staff.
Alih-alih merasakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tempat yang membutuhkan pengembangan dan jauh dari peradaban, mahasiswa semester 6 (enam) harus melakukan kegiatan KKN di daerah tinggal masing-masing. Bukan tanpa alasan, KKN yang dirancang dengan pelaksanaan di tempat tinggal masing-masing ini diberlakukan untuk mencegah persebaran virus semakin meluas.
Dewi Indra Rosidah, salah satu mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) turut melaksanakan kegiatan KKN di wilayah tempat tinggalnya, di Dusun Compok, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, ada beberapa tema besar yang wajib dipilih. Dalam hal ini, Dewi Indra memilih tema besar Supporting Pemahaman Masyarakat terhadap Covid-19, dengan alasan melihat keadaan yang ada di wilayah tempat tinggalnya.
Dalam pelaksanaan kegiatannya terdapat 5 (lima) program kerja yang dirancang dan dilaksanakan oleh Dewi Indra. Program kerja yang dibuat dan dilaksanakan diantaranya KEMAYU !! (Kenakan Masker Yuk!!), SOKO MAS (Sosialisasi Korona kepada Masyarakat), AMETABA (Ayo Mencuci Tangan Dengan Baik dan Benar), EMBER BAK (Etika Bersin dan Batuk), dan yang terakhir LOGAM (Lomba Gambar).
Berikut pemaparan Dewi Indra mengenai program kerja yang telah dilakukannya :
Program kerja KEMAYU itu tidak hanya himbauan kepada masyarakat untuk memakai masker saja. Tetapi dilakukan juga sosialisasi cara membuat masker dari bahan yang ada di rumah. Terus juga bagaimana perawatan setelah digunakan, apakah di cuci atau harus dibuang. Kemudian proker SOKO MAS. Jadi proker tersebut banyak memberikan informasi mengenai COVID-19 baik secara daring maupun luring. Seperti memasang banner dan poster, terus membagikan ke grup whatsApp seperti itu. Terus memberikan informasi mengenai bagaimana langkah menghadapi corona. Karena pada saat saya KKN itu, situasinya sudah menuju New Normal, jadi informasinya tidak melulu seputar apa sih virus corona. Oh iya, jadi, proker SOKO MAS dan LOGAM sebenarnya hampir sama, tetapi sasaran orang dan cara penyampaiannya yang berbeda. Kalau SOKO MAS itu untuk masyarakat secara umum, sedangkan LOGAM, sasarannya lebih kepada anak-anak, penyampaiannya juga dengan sesuatu yang kreatif. Makanya saya memilih untuk menggambar, karena anak-anak senang menggambar. Untuk proker AMETABA dan EMBER BAK, itu lebih ke penerapan PHBS.
Jadi dengan adanya proker yang telah dilaksanakan, diharapkan dapat membantu masyarakat agar tercerahkan pikirnya sehingga muncul kesadaran dari dalam diri agar selalu waspada terhadap virus yang sedang menggegerkan dunia dan juga paham akan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi pandemi yang terjadi.
Kegiatan KKN tersebut dilakukan pada tanggal 02 Juni hingga 17 Juli 2020, yang dibimbing oleh Bapak Joko Luhut Amboro, S.Sn., M.Sn.
.
(Dewi Indra Rosidah)