Tepat pukul empat sore Nana merebahkan dirinya di ranjang ntuk menghilangkan rasa capek sepulang dari les. Kemudian terlintas di benaknya tentang tugas-tugasnya yang menumpuk. Ada matematika, uuuhh terbayang deretan angka di benak Nana. Ada tugas Bahasa Inggris dan Nana pun teringat betapa malasnya membuka kamus yang tebalnya hampir menyerupai bentuk kotak kado yangdiberi oleh ayahnyaketika ia memenangkan juara II seni lukis tingkat provinsi. Yah hanya bakat melukis yang dimiliki Nana. Satu lagi tugas Bahasa Indonesia. “ini yang paling gampang, ngerjainini dulu ah…..” begitu anggapan Nana terhadap pelajaran yang satu ini.