Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Artikel Utama

Dampak PHK Kelas Menengah Berkurang, Ojol Jadi Pekerjaan Utama, dan Makin Banyak Penjual Makanan

12 September 2024   15:22 Diperbarui: 14 September 2024   15:05 474 10
Berita kebangkrutan yang menimpa pabrik kompor Quantum membuat trenyuh. Kebangkrutan ini berdampak buruk bagi 500-an karyawan pabrik tersebut. Ini adalah sinyal buruk bagi kondisi perekonomian di Indonesia karena pabrik kompor Quantum bukan satu-satunya yang bangkrut pada tahun ini. Sepanjang tahun 2024 ada begitu banyak pabrik dan bank yang bangkrut, sehingga dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.

Pabrik di Indonesia yang bangkrut dan tutup pada tahun ini di antaranya pabrik ban PT Hung-A di Cikarang dengan 1.500-an karyawan yang terdampak; pabrik sepatu Bata di Purwakarta dengan 233 karyawan yang mengalami PHK; dan pabrik garmen PT Cahaya Timur Garmindo yang terpaksa harus mem-PHK 650-an karyawan. Sementara dari daftar 12 bank yang bangkrut semuanya adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR), seperti PT BPR Dananta dan PT BPR Bali Artha Anugrah.

Berita penutupan dan kebangkrutan di atas adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar. Di lapangan jumlah mereka yang mengalami PHK jauh lebih besar. Pengurangan karyawan juga terjadi di level UMKM dan usaha-usaha kecil menengah yang bekerja di sektor jasa dan teknologi informasi.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan dari awal Januari hingga akhir Agustus 2024 terdapat 46.240 karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja. Sedangkan menurut Muhammad Andri P, ekonom dari Bright Institute, dikutip dari BBC Indonesia (12/11) diperkirakan angka ini terus bertambah hingga mencapai 70 ribu karyawan hingga akhir tahun. Angka ini akan lebih besar dibandingkan besaran PHK tahun lalu yang mencapai 64 ribu karyawan.

Pemutusan hubungan kerja umumnya dilakukan perusahaan untuk melakukan efisiensi dan tak terhindarkan ketika pabrik tersebut bangkrut. Semenjak pandemi, kondisi perekonomian di Indonesia dan beberapa negara lainnya memang lesu dan terpuruk. Ada banyak faktor penyebab perusahaan tersebut rugi hingga bangkrut, di antaranya berkurangnya pemesanan, ketidakmampuan bersaing dengan produk impor  hingga tren yang berubah.

Besaran PHK yang begitu banyak pada dua tahun terakhir ini selaras dengan data Badan Pusat Statistik yang menyebut terjadi penurunan kelas untuk mereka yang selama ini masuk dalam kelas menengah di Indonesia. Besarannya tak tanggung-tanggung yaitu 9.48 juta yang terjun ke kelas calon kelas menengah hingga kelas rentan miskin.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun