Mohon tunggu...
KOMENTAR
Film Pilihan

Si Pintjang, Gambaran Penderitaan Anak-anak Korban Peperangan

26 Maret 2024   06:53 Diperbarui: 26 Maret 2024   06:55 181 5
Penjajahan dan peperangan membuat banyak warga sipil menderita. Tak terkecuali anak-anak. Giman, yang pincang sejak lahir, terpisah dari keluarganya sejak penjajahan Jepang. Nenek yang satu-satunya tinggal bersamanya, ditemukan telah tak bernyawa, ketika terjadi serangan bom udara pada saat agresi militer Belanda. Cerita kehidupan Giman yang terlunta-lunta tersaji dalam film berjudul Si Pinjang.

Ya meski Indonesia sudah merdeka, nasib Giman tak kunjung membaik. Giman bukan satu-satunya anak-anak yang dipaksa bekerja keras di jalanan. Ia kemudian terpaksa bergabung dengan kelompok gelandangan yang terdiri dari anak-anak terlantar. Hingga suatu ketika ada ancaman kelompok yang terdiri dari pengemis dan pencopet itu akan ditangkapi.

Film yang dibesut oleh Kotot Sukardi ini dirilis tahun 1951, setahun setelah Darah dan Doa karya Usmar Ismail diproduksi. Pada tahun 1950-an, industri perfilman nasional memang mulai merekah, dengan kualitas cerita dan gambar yang makin mumpuni.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun