Dalam kamarnya yang sepi dan terpencil, Dena mencoba meloloskan diri dari tubuhnya. Kini ruh dan tubuhnya terpisah menjadi dua entitas. Tubuh itu sedang dililit oleh sesuatu yang terhubung dengan mesin. Seperti sebuah benda elektronik yang dayanya sedang diisi.
Ruh itu memperhatikan tubuh yang ada di depannya. Ia memperhatikan angka dan gambar yang tertera di layar. Tubuh itu sudah mulai mengalami degradasi. Mesin ini hanya mampu mendeteksi kerusakan tubuh dan memberikan sedikit tenaga. Tidak lebih dari itu.
Dena kemudian memilih duduk di jendela. Jendela itu lebar dan bisa diduduki. Ia memandang bintang yang saat itu bertebaran di langit. Kapan aku pulang ke Andromeda? Keluhnya.Â