Kesenian wayang topeng sejatinya sudah ada beratus-ratus silam di Jawa Timur. Kesenian ini mulai hadir sebagai bagian ritual keagamaan pada masa Kanjuruhan dipimpin Raja Gajayana. Selanjutnya pada masa Airlangga, wayang topeng menjadi sebuah pertunjukan seni. Nah, pada masa Raja Kertanegara memimpin Singosari, wayang topeng mulai menggunakan cerita Panji yang memang berlatar di Jawa Timur yaitu Janggala atau Kahuripan dan Kadiri. Â
Wayang topeng Panji kemudian menyebar pada masa akhir Majapahit ke berbagai daerah di nusantara dan mancanegara, hingga ke Kamboja dan Thailand. Wayang topeng ini punya ciri khas masing-masing disesuaikan dengan daerahnya, cerita Panji pun juga mengalami perkembangan dan banyak variasi, Â seperti Keong Mas, Ande-ande Lumut, dan sebagainya. Namun inti ceritanya tetap hubungan asmara antara Panji dan Candra Kirana. Wayang topeng Panji kemudian memiliki berbagai bentuk topeng dan cerita, ada gaya topeng Malang, gaya Cirebonan, gaya Betawi, gaya Surakarta, dan gaya Yogyakarta.