Sebentar lagi Ramadan berakhir, namun momen buka bersama masih hadir. Namun kali ini pesertanya umumnya berganti, dari yang awalnya rekan sejawat, teman sekantoran, kawan-kawan, dan tetangga, menjadi sanak famili dan teman-teman sepermainan di kampung halaman. Nah, biar hemat bagaimana jika buka bersama atau bukber diadakan dengan sistem potluck?
Potluck yaitu sebuah kegiatan yang pesertanya biasanya membawa sendiri makanan dan minumannya. Cara seperti ini sebenarnya sudah lazim diadakan di Indonesia sejak lama, hanya mekanismenya agak berbeda. Bukannya membawa makanan hanya untuk dirinya sendiri, namun membawa dalam jumlah porsi agak banyak agar bisa dibagikan dan dinikmati bersama.
Saat aku masih remaja, beberapa kali rumahku menjadi tempat buka bersama. Kami menyediakan nasi, air minum, sayur, dan lauk. Lalu teman-teman lainnya menambahkan. Ada yang membawakan timlo, udang goreng, buah-buahan, dan es buah. Alhasil lauk-pauk dan makanannya pun lebih beragam. Ketika makanan masih berlebih setelah acara berakhir, teman-teman diperbolehkan untuk membungkus makanan.
Potluck dengan Tema Makanan
Sistem potluck kemudian dijadikan mekanisme saat kumpul-kumpul, baik di keluarga besar, maupun kumpul-kumpul sesama tetangga satu RT. Biasanya tema makanan ditentukan. Menu utama berupa sayur asem dan ayam goreng, misalnya.
Setelah menu utama ditentukan, maka kemudian didata menu pendamping dan tambahannya. Ada yang menyumbang tumis teri dengan daun pepaya, telur balado, ikan goreng, ikan asin, dan aneka gorengan seperti tempe tahu. Menu tambahannya bisa berupa nasi, kerupuk dan sambal tomat terasi.
Sebagai penyegar dan pencuci mulut maka ada yang menyumbang buah-buahan, es buah, dan aneka kue-kue. Ketika acara berakhir, maka tamu bisa membungkus makanan-makanan yang berlebih. Semuanya bisa menikmati bersama.