Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Ketinggalan Sahur dan Kekenyangan Berbuka Puasa

12 April 2023   23:15 Diperbarui: 12 April 2023   23:18 528 2
"Kiki dan Kaka, ayo buruan gosok gigi dan tidur. Nanti susah bangun sahur lho kalau nggak segera tidur," bujuk Koko, si sulung kepada dua adik kembarnya.

 Kedua orang tua mereka sedang pergi mengunjungi kakek dan nenek mereka yang  ada di luar kota. Kata bibi mereka, Bi Ayu, nenek sedang kurang enak badan dan menanyakan Amanda terus, si ibu Koko, sehingga ibu dan ayah  bergegas ke Surabaya. Sedangkan saat ini ketiganya belum masuk libur sekolah.

"Nanti sahurnya pakai apa kak?" Kaka penasaran. Koko, kakaknya, tak pandai memasak. Tadi saja mereka pesan makanan secara daring.

"Makan mie buatan kakak saja ya. Nanti kakak buatkan mie istimewa," jawab Koko dengan bangga.

"Ah paling mie rebus dengan sawi dan bakso saja!" kata Kiki sambal tertawa mengikik.

"Tapi suka kan?!" goda Koko. Kiki dan Kaka mengangguk.

"Ya sudah segera ke kamar mandi, pipis dan gosok gigi. Habis itu langsung tidur ya. Nanti kakak bangunkan pukul 03:30!"

Koko kemudian memeriksa rumah. Ia memastikan semua pintu dan jendela tertutup rapat. Setelah yakin aman, ia mematikan lampu beberapa ruangan dan menuju kamarnya. Ia tidur terpisah dari si kembar. Kamarnya sendiri bersebelahan dengan mereka.

Ketika kedua orang tuanya pergi, ia baru bisa merasakan besarnya tanggung jawab mengurus rumah dan mengawasi kedua adiknya. Tadi kedua  adiknya kuat puasa hingga sehari penuh sehingga ia merasa bangga. Tapi sayangnya hari ini mereka ngambek tak mau ikut sholat tarawih ke masjid karena biasanya mereka berangkat bersama ayah dan ibu. Akhirnya Koko mengalah dan sholat tarawih di rumah. Besok mereka akan kuajak lagi tarawih.

Koko saat ini sudah duduk di bangku SMA. Usianya terpaut jauh dengan si kembar. Ia memutuskan untuk belajar hingga mengantuk. Is terkejut ketika melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 23.00. Ia segera ke kamar mandi untuk tidur.

Ketika ia berjalan kembali ke kamarnya, ia melihat kamar si kembar masih menyala terang. Biasanya saat tidur mereka hanya menggunakan lampu tidur yang temaram. Koko penasaran dan mengetuk pintu kamar mereka.

Ia marah ketika melihat si kembar masih asyik bermain game online. "Kiki, Kaka, mainannya kakak rampas. Ayo segera tidur!"

Keduanya merajuk, namun Koko bersikeras. Ia tak ingin kedua adiknya jadi manja.

- - -

Suara tetabuhan membuat Koko terbangun. Ooh sudah pukul 03.00. Waktunya Koko bersiap untuk sahur. Ia mulai menyiapkan mie instan, sawi, bakso, dan telur. Mulailah ia memasak. Porsinya dibuatnya tak banyak karena kedua adiknya agak malas bersantap sahur. Ia menyiapkan segelas susu untuk mereka semua.

Hidangan sudah siap, ia membangunkan kedua adiknya. Tapi kedua adiknya sangat pulas tidur. Ia sudah mengguncang-guncangkan badan kedua adiknya sedemikian rupa, tapi keduanya tak bergerak. Malah hanya menggeliat.

Koko kesal. Ia memutuskan untuk makan dan membangunkannya setengah jam kemudian. Pukul empat, Koko kembali membangunkan adiknya. Tapi keduanya begitu pulasnya.

Wah sayang mienya. Mau tak mau Koko pun menghabiskannya. Susu untuk kedua adiknya juga direguknya. Buset kenyang banget. Tahu begitu, ia tidak siapkan dulu makanan buat adiknya.

Baru pukul lima lewat mereka bangun. Kiki mau nangis ketika ia ketinggalan sahur. Kaka ikut-ikutan. "Siapa yang kemarin asyik main game hingga larut malam?" Kedua adiknya langsung mengkerut.

Seusai pulang sekolah, Kiki dan Kaka nampak tak bersemangat. Koko melihat kedua adiknya beberapa kali membuka kulkas bergantian. Sepertinya mereka kepanasan.

"Kak, Kiki dan Kaka boleh main kolam plastik?" Koko melongo melihat adiknya sudah membawa pompa ban.  Hawa memang begitu gerah dan rumah mereka tak ber-AC, hanya kipas angin.

"Jangan lama-lama ya mainnya. Kran airnya langsung ditutup ya setelah kolam penuh. Airnya nanti dipakai buat siram-siram tanaman, jadi kalian jangan pakai sabun ya," jelas Koko. Kedua adiknya mengangguk.

Setelah sholat Dhuhur, kedua adiknya yang puas bermain air langsung pulas tidur siang. Koko juga kesusahan membangunkan mereka untuk sholat Ashar. Eh ketika bangun, mereka mengeluh lemas dan lapar.

"Kak, Kiki mau batal puasa saja ya. Sudah nggak kuat," bujuk adiknya. Kaka ikut-ikutan.

"Jangan,  sayang! Tinggal satu jam lagi lho adzan Maghrib. Sudah kalian nonton film atau main saja!"

Kedua adiknya nampak lemas. Mereka tidak sahur sehingga lunglai. Tadi Koko sudah menawarkan ke mereka untuk puasa Bedug, tapi mereka ogah.

Koko telah membeli bubur sumsum dan candi juga kue lapis dan pisang molen untuk berbuka puasa. Ia juga telah memesan ayam goreng dan soto mie. Kedua adiknya makan dengan lahap sampai Koko kuatir.

"Perut kalian memang masih muat? Sudah makannya lanjut usai tarawih saja. Kalian Maghriban dulu."

Keduanya berdalih lapar dan lemas gara-gara tidak sahur. Tapi mereka kemudian beranjak ketika Koko menggandeng adiknya ke mushola kecil mereka. Koko kalau marah bisa seram. Keduanya nampak ogah-ogahan sholat Maghrib. Seusai sholat, mereka kembali makan. Koko sampai berdecak-decak melihat ulah adiknya yang seperti tak makan berhari-hari.

Tadi kedua adiknya berjanji untuk sholat tarawih berjamaah. Koko melihat mereka malas-malasan berdiri di belakangnya. Perut mereka nampak buncit kekenyangan.

Sholat Isya telah mereka tunaikan. Koko melihat adik-adiknya nampak lesu. "Lanjut tarawih yuk!"

Koko kembali memimpin sebagai imam. Ia agak heran adik-adiknya tak mengikuti bacaannya. Ketika ia mengucap salam sambil menengok ke kanan dan kiri, ia tahu kondisi adiknya. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun