Jangan buru-buru 'menghakimi' sebuah film. Ini sebuah saran bijak yang pernah kudengar. Nikmati dan perhatikan dulu, kalau bisa hingga tuntas. Saran ini kuturuti saat menyaksikan "Firedrake The Silver Dragon", sebuah film tentang naga yang awalnya kupikir ceritanya mirip-mirip dengan "How to Train Your Dragon".
Awalan film yang dibesut Tomer Eshed ini memang selintas memang seperti kombinasi "How to Train Your Dragon" dan "Raya and The Last Dragon", yakni ada masa manusia hidup selaras dan harmonis bersama naga, hingga manusia serakah. Alam dirusak dan naga diserang oleh bangsa manusia.
Kondisi ini juga diperparah dengan naga buatan penyihir yang memiliki kekuatan super dan tidak bisa dihancurkan. Nettlebrand, namanya. Makhluk tersebut menghabisi banyak naga, sehingga naga yang tersisa memilih hidup bersembunyi. Mereka menghindari untuk terbang dan menyemburkan api agar kehadirannya tidak mencolok
Hingga suatu ketika manusia mulai membabat hutan tempat mereka bersembunyi. Seekor naga abu-abu, Firedrake, ingin menemukan tempat bernama Rim of The World, tempat naga bisa hidup dengan tenang. Ia dan sahabatnya, Sorrel, seekor forest brownie, kemudian mencari cara menemukan tempat tersebut hingga tak sengaja berjumpa seorang remaja.
Semakin Membaik Sejak Sepertiga Cerita
Film ini mungkin masuk jenis film yang tidak cepat 'panas', santai dulu saja. Baru setelah memasuki sepertiga film, maka film ini akan membaik dan menarik untuk diikuti.